Makalah
ke-4
Aspek – Aspek yang
Mempengaruhi Akhlak
Makalah ini
disusun dan dipresentasikan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Akhlak
Tasawuf
Dosen pengampu: H. Facthurrochman, M. Pd.
Disusun oleh:
1.
Hayatul Fikri
2.
Haerul Latipah
3.
Husrin
4.
Banatus Sholihah
Kelas: 2c
Tarbiyah dan Syari’ah
Sekolah
Tinggi Agama Islam Sufyan Tsauri
(
STAIS ) MAJENANG
Jl.Kh.Sufyan Tsauri Po.Box
18 Cibeunying
Tlp. (0280)-623562
Majenang 53257
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah untuk kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf.
Kami ucapkan terimakasih kepada
Bapak H. Facthurrochman, M.Pd, selaku
dosen pengampu mata kuliah Akhlak Tasawuf dan
rekan-rekan yang telah ikut serta dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Alhamdulillah makalah ini telah selesai dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
Adapun makalah ini berjudul “ Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Akhlak ”.
Dengan
terbentuknya makalah ini semoga bermanfaat untuk kita semua. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan perlu untuk diperbaiki. Maka dari
itu, untuk para pembaca kami senantiasa menerima kritik dan saran dari Anda semua.
Majenang, 1 Mei 2015
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………... i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1
A.
Latar Belakang Masalah…………………………………….. 1
B. Tujuan Penulisan…………………………………………….. 1
B.
Rumusan Masalah…………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………. 2
A. Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Akhlak……………….. 2
1. Insting………………………………………………………. 2
2. Pembawaan…………………………………………………. 3
3. Lingkungan………………………………………………… 4
4. Kebiasaan……………………………………………………. 5
5. Kehendak…………………………………………………… 5
6. Pendidikan……………………………………………………. 6
BAB III
PENUTUP…………………………………………………………..7
A. Kesimpulan………………………………………………………..7
B. Sara……………………………………………………………….. 8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Berbicara
masalah pembentukan akhlak sama berbicara masalah tujuan pendidikan, karena
banyak sekali dijumpai pendapat para ahli yang mengatakan bahwa tujuan
pendidikan adalah tujuan akhlak. Menurut muhammah athiyah al-abrasyi yang
dikutip oleh abudin nata mengatakan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak
adalah jiwa dan tujuan pendidikan islam. Demikian pula ahmad D. Marimba bahwa
tujuan utama pendidikan islam adalah identik dengan tujuan hidup setiap muslim,
yaitu menjadi hamba Allah, yaitu hamba yang percaya dan menyerahka diri
kepadanya dengan memeluk agama islam.
Namun sebelum
itu masih ada masalah yang perlu kita dudukkan dengan seksama, yaitu apakah
akhlak dapat dibentuk atau tidak? Jika dapat dibentuk apa alasannya dan bagaimana
caranya? Dan jika tidak, apa pula alasannya dan bagaimana pula alasannya.
B.
Tujuan
Penulisan
Makalah
ini dibuat dengan tujuan agar para mahasiswa bisa memahami kriteria akhlak
mulia dan faktor apa saja yang bisa mempengaruhi pembentukan akhlak mulia,
dengan harapan agar kedepannya para pembaca bisa memiliki akhlaqul karimah.
C.
Rumusan
Masalah
Untuk
mencapai akhlak yang mulia dipengaruhi oleh beberapa factor, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana
deskripsi aspek-aspek yang mempengaruhi pembentukan akhlak ?
2.
Adakah
pengaruh antara insting, pola dasar bawaan, lingkungan, kebiasaan, kehendak,
pendidikan dengan pembentukan akhlak seseorang ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Aspek – Aspek Yang Mempengaruhi Akhlak
Menurut H. A. Mustafa bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan akhlak ada 6, yaitu insting, pola dasar bawaan, lingkungan,
kebiasaan, kehendak dan pendidikan.
1.
Insting
Insting berasal dari
bahasa inggris yaitu instinct yang artinya naluri. Sedangkan
menurut kamus besar bahasa Indonesia Insting yaitu pola tingkah laku yg
bersifat turun-temurun yg dibawa sejak lahir, insting
bisa disebu juga naluri atau garizah.
Para
Psikolog menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai motivator penggerak yang
mendorong lahirnya tingkah laku antara lain adalah:
a.
Naluri
Makan (nutrive instinct). Manusia lahir telah membawa suatu hasrat makan tanpa
didorang oleh orang lain.
b. Naluri Berjodoh (seksual instinct). Diterangkan dalam
Al – qur’an surat Ali Imran ayat 14 :
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ
ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلْبَنِينَ وَٱلْقَنَٰطِيرِ ٱلْمُقَنطَرَةِ مِنَ
ٱلذَّهَبِ وَٱلْفِضَّةِ وَٱلْخَيْلِ ٱلْمُسَوَّمَةِ وَٱلْأَنْعَٰمِ وَٱلْحَرْثِ ۗ
ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلْمَـَٔابِ
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia
kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta
yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak
[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah
tempat kembali yang baik (surga).
[186] yang dimaksud dengan binatang ternak
di sini ialah binatang-binatang yang termasuk jenis unta, lembu, kambing dan
biri-biri.
Kalimat yang dimaksud untuk naluri berjodoh ini
pada kata-kata ini :
"Dijadikan indah pada (pandangan)
manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita,
anak-anak, harta yang banyak".
c.
Naluri
Keibubapakan (peternal instinct). Tabiat
kecintaan orang tua kepada anaknya dan sebaliknya kecintaan anak kepada orang
tuanya.
d.
Naluri
Berjuang (combative instinct). Tabiat
manusia untuk mempertahnkan diri dari gangguan dan tantangan. Jika
seseorang diserang oleh musuh, maka ia akan membela dirinya.
e.
Naluri
Bertuhan. Tabiat
manusia mencari dan merindukan penciptanya yang memberikan rahmat
kepadanya. Naluri ini disalurkan dalam naluri beragama. Naluri manusia
itu merupakan paket yang secara fitrah sudah ada dan tanpa perlu dipelajrari
terlebih dahulu.
Selain
kelima insting tersebut, masih banyak lagi insting yang sering dikemukakan oleh
para ahli psikologi, misalnya :
·
Insting
ingin tahu dan memberitahu
·
Insting
suka bergaul
·
Insting
suka meniru
·
Insting
takut dan lain- lain.
Dengan
potensi naluri itulah manusia dapat memproduk aneka corak perilaku sesuai
pula dengan corak instingnya dan prilaku seseorang akan mencerminkan akhlaknya.
2. Pembawaan
Pembawaan
adalah seluruh kemungkinan-kemungkinan atau kesanggupan-kesanggupan (potensi)
yang terdapat pada seorang individu dan selama masa perkembangannya benar-benar
dapat diwujudkan.
Secara individu
kepribadian Muslim mencerminkan cirri khas yang berbeda. Ciri khas tersebut
diperolah berdasarkan potensi bawaan. Dengan demikian secara potensi
(pembawaan) akan dijumpai adanya perbedaan kepribadian antara seorang muslim
dengan muslim lainnya. Namun perbedaan itu terbatas pada seluruh potensi yang
mereka miliki, berdasarkan factor pembawaan masing-masing meliputi aspek
jasmani dan rohani. Pada aspek jasmani seperti perbedaan bentuk fisik, warna
kulit, dan cirri-ciri fisik lainnya. Sedangkan pada aspek rohaniah seperti
sikap mental, bakat, tingkat kecerdasan, maupun sikap emosi.
3. Lingkungan
Lingkungan
adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan
mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.
Lingkungan ada
2 macam:
a.
Lingkungan
Alam
Alam yang melingkupi manusia merupakan faktor
yang mempengaruhi dan menentukan tingkah laku seseorang. Lingkungan alam
mematahkan atau mematangkan pertumbuhn bakat yang dibawa oleh seseorang.
Pada zaman Nabi Muhammad pernah terjadi seorang
badui yang kencing di serambi masjid, seorang sahabat membentaknya tapi nabi
melarangnya. Kejadian diatas dapat menjadi contoh bahwa badui yang menempati
lingkungan yang jauh dari masyarakat luas tidak akan tau norma-norma yang
berlaku.
b.
Lingkungan
Pergaulan
Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia
lainnya. Itulah sebabnya manusia harus bergaul. Oleh karena itu, dalam
pergaulan akan saling mempengaruhi dalam fikiran, sifat, dan tingkah laku. Lingkungan pergaulan dapat dibagi
menjadi beberapa faktor:
·
Lingkungan
dalam rumah tangga, lingkungan ini sangat mempengaruhi akhalak anak karena
lingkungan yang pertama sekali yang dimasuki adalah lingkungan ini. Anggota
keluarga seperti: Ayah, Ibu, Kakak, Adik, dan lain-lain.
·
Lingkungan
sekolah, setelah anak memasuki usia sekolah maka ia akan dihadapkan pada
lingkungan baru, teman-teman baru, suasana baru, materi palajaran yang baru.
·
Lingkungan
yang bersifat umum ini adalah lingkungan masyarakat luas. Bilaseseorang yang
hidup dalam masyarakat yang tertip teratur, maka ia akan ikut menjadi tertib
dan teratur.
Dewasa ini
banyak remaja yang terjerumus dalam pergaulan bebas dalam hal ini perlu
perbaikan dalam.
·
Menigkatkan
keharmonisan keluarga.
·
Membina
lingkungan sosial yang sehat.
·
memberikan
soeri tauladan yang baik.
4. Kebiasaan
Kebiasaan
adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara
berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan.
Segala
perbuatan, baik atau buruk, akan menjadi adat kebiasaan karena dua faktor:
·
kesukaan
hati kepada sesuatu pekerjaan
·
menerima
kesukaan itu dengan melahirkan sesuatu perbuatan, dan dengan di ulang- ulang .
Orang yang hanya melakukan tindakan
dengan cara berulang-ulang tidak ada manfaatnya dalam pembentukan kebiasaan.
Tetapi hal ini harus dibarengi dengan perasaan suka didalam hati. Dan
sebalikanya tidak hanya senang atau suka hati saja tanpa diulang-ulang tidak
akan menjadi kebiasaan. Maka kebiasaan dapat tercapai karena keinginan hati dan
dilakukan berulang-ulang.
5.
Kehendak
Kehendak (bahasa
Inggris: will) adalah kemampuan yang dimiliki seseorang atau
sesuatu makhluk untuk membuat pilihan secara sukarela, bebas dari segala
kendala ataupun tekanan yang ada. Salah satu kekuatan yang
berlindung di balik tingkah laku manusia adalah kemauan keras atau
kehendak. Kehendak ini adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat
mencapai sesuatu. Kehendak ini merupakan kekuatan dari dalam.
Itulah yang menggerakkan manusia berbuat dengan sungguh-sungguh.
Seseorang dapat bekerja sampai larut malam dan pergi menuntut
ilmu di negeri yang jauh berkat kekuatan ‘azam (kemauan
keras).
Demikianlah seseorang
dapat mengerjakan sesuatu yang berat dan hebat memuat pandangan orang
lain karena digerakkan oleh kehendak. Dari kehendak itulah
menjelma niat yang baik dan yang buruk, sehingga perbuatan atau
tingkah laku menjadi baik dan buruk karenanya.
6.
Pendidikan
Dunia
pendidikan, sangat besar sekali pengaruhnya terhadap perubahan perilaku, dan
akhlak seseorang. Bebagai ilmu diperkenalkan agar siswa memahaminya dan dapat
melakukan suatu perubahan pada dirinya. Begitu pula apabila, siswa diberi
pelajaran “AKHLAK”, maka memberi tahu bagaimana seharusnya manusia itu
bertingkah laku, bersikap terhadap sesamanya, dan pernciptanya(Tuhan).
Dengan
demikian , strategis sekali dikalangan pendidiakn dijadikan pusat perilaku dari yang kurang baik untuk diarahkan menuju
keperilaku yang baik. Maka dibutuhkan beberapa unsur dalam pendidikan, untuk
bisa dijadikan agent perubahan sikap dan perilaku manusia.
Dari
tenaga pendidik (pengajar) perlu memiki kemampuan profesionallitas dalam
bidangnya. Dia harus mampu memberikan wawasan, materi, mengarahkan dan
membimbing anak didiknya, ke hal yang baik. Dengan penuh perhatian, sabar,
ulet, tekun, dan berusaha terus menerus, pengajar hendaknya melakukan
pendekatan psikologis.
Unsur
lain yang perlu diperhatikan adalah materi pengajaran. Apabila materi
pengajaran yang disampaikan oleh pendidik menyimpang dan mengarah ke perubahan
perilaku yang menyimpang, inilah suatu keburukan dalam pendidikan. Tetapi
sebaliknya, apabila materinya baik dan benar setidaknya siswa akan terkesan
dalam sanubari pribadinya. Bekasan materi itu akan memotivasi bagaimana harus
bertindak yang baik dan benar. Penguasaan metodologis pengajaran yang dilakukan
pendidik juga akan berperan aktif dalam mempengaruhi akhlak siswa.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jadi
dapat disimpulkan bahwa aspek – aspek yang mempengaruhi akhlak seseorang yaitu
:
Ø Insting
Dengan potensi naluri itulah manusia dapat
memproduk aneka corak perilaku sesuai pula dengan corak instingnya dan prilaku
seseorang akan mencerminkan akhlaknya.
Ø
Pembawaan
Pembawaan
adalah seluruh kemungkinan-kemungkinan atau kesanggupan-kesanggupan (potensi)
yang terdapat pada seorang individu dan selama masa perkembangannya benar-benar
dapat diwujudkan.
Ø Lingkungan
Lingkungan adalah segala
sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan
manusia.
Ø Kebiasaan
Kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan
seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga
menjadi kebiasaan.
Ø Kehendak
Kehendak (bahasa Inggris: will)
adalah kemampuan yang dimiliki seseorang atau sesuatu makhluk untuk membuat
pilihan secara sukarela, bebas dari segala kendala ataupun tekanan yang ada.
Ø Pendidikan
Dunia pendidikan, sangat besar sekali
pengaruhnya terhadap perubahan perilaku, dan akhlak seseorang. Bebagai ilmu
diperkenalkan agar siswa memahaminya dan dapat melakukan suatu perubahan pada
dirinya.
Semua
aspek di atas besar pengaruhnya terhadap pembentukan akhlak seseorang.
B.
Saran
Makalah
ini kami akui masih banyak banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
IZIN SAVE,,,BOS
ReplyDelete