KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “KONSEP ILMU BUDAYA DASAR HUBUNGANNYA DENGAN MANUSIA”. Makalah ini di susun sebagai bahan diskusi dengan harapan semoga materi ini menambah wawasan tentang Manusia dan ketentraman, Manusia dan kegelisahan, Manusia dan harapan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ilmu Budaya Dasar ( IBD ) dan Ilmu Sosial Dasar ( ISD ) serta melatih
mahasiswa trampil menggunakan laptop, bertanggungjawab, belajar mandiri.
Kami
juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada Dosen mata kuliah
Ilmu Budaya Dasar ( IBD ) dan Ilmu
Sosial Dasar ( ISD ) yang telah
memberikan bimbingan sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak luput dari kekurangan. Oleh
sebab itu kami berharap dapat menerima kritik dan saran dari semua pihak untuk
kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis Khususnya dan bagi
pembaca pada Umumnya.
Majenang, 1 Oktober 2014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI II
BAB I
Pendahuluan 1
1.1 Latar belakang 1
1.2 Rumusan masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II
Pembahasan 3
2.1 Manusia dan ketentraman 3
2.2 Manusia dan kegelisahan 4
2.2.1 Macam-macam
kegelisahan 4
2.2.2 Sebab-sebab kegelisahan 5
2.2.3 Usaha untuk mengatasi
kegelisahan 5
2.2.4 Bentuk-bentuk
kegelisahan 6
2.3 Manusia dan harapan 6
Macam-macam kebutuhan manusia yang merupakan
harapan
Persamaan harapan dan
cita-cita 9
BAB
III
Penutup 10
3.1 Kesimpukan 10
3.2 Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Ilmu Budaya Dasar adalah
pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian
umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
manusia dan kebudayaan. Istilah Ilmu
Budaya Dasar dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai pengganti
istilah basic humanities yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the
Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin
humnus yang artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the
humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih
berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities
berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya.
Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the
humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai
manusia itu sendiri.
Manusia
adalah makhluk Allah yang di anugrahi akal, fikiran, dan
fisik untuk menunjang kehidupannya sebagai seorang insan yang di
tunjuk oleh Allah untuk menjadi khalifah di bumi yang Allah Yang Maha
Kuasa ciptakan. Oleh karena manusia adalah khalifah di bumi ini sepatutnya
seorang manusia haruslah mempunyai prilaku yang sesuai dengan yang Tuhan
inginkan untuk dipercayakan menjaga keutuhan bumi yang Allah ciptakan
dengan segala makhluk hidup didalamnya untuk manusia jaga
kelestariannya.Manusia yang menjadi seorang terpilih dan tinggi derajatnya di
mata Tuhan, manusia haruslah mempunyai kepercayaan, ilmu, dan menjalankan
segala apa yang di perintahkan Allah dan menjauhi yang di larang oleh Allah
SWT. Sebagai makhluk yang mempunyai akal dan fikiran serta fisik manusia
haruslah memanfaatkan anugrah yang di berikan oleh Allah itu dengan sebaik –
baiknya dan jangan menyalah gunakannya sebagai suatu yang Allah benci.
Manusia haruslah mempunyai budaya yang baik untuk menjadikannya
seorang manusia yang memiliki derajat tinggi di mata Allah SWT.
Maka
manusia harus menjadikan budaya yang baik sebagai bagian dari dirinya tanpa
mengabaikan apa yang menjadi kewajiban sebagai makhluk yang berketuhanan.
Pokok
bahasan yang akan dikembangkan dalam ilmu budaya dasar hubungan nya dengan
manusia yang akan dibahas oleh kami kelompok 12 adalah “Manusia dan
ketentraman, Manusia dan kegelisahan, Manusia dan harapan”.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian
ketentraman?
2. Apa pengertian kegelisahan?
3. Apa macam-macam kegelisahan?
4. Apa saja sebab-sebab kegelisahan?
5. Apa usaha untuk mengatasi kegelisahan?
6. Apa bentuk-bentuk kegelisahan?
7. Apa pengertian harapan?
8. Apa macam-macam kebutuhan manusia
yang merupakan harapan?
9. Apa persamaan harapan dan cinta
kasih?
1.3.Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian ketentraman.
2.
Untuk mengetahui
pengertian kegelisahan.
3.
Untuk
mengetahui macam-macam kegelisahan.
4.
Untuk mengetahui sebab-sebab
kegelisahan.
5.
Untuk
mengetahui usaha mengatasi kegelisahan.
6.
Untuk
mengetahui bentuk-bentuk kegelisahan.
7.
Untuk
mengetahui pengertian harapan.
8.
Untuk
mengetahui macam-macam kebutuhan manusia yang merupakan
Harapan.
9.
Untuk
mengetahui persamaan harapan dan cinta kasih.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Manusia
dan ketentraman
Dalam keseharian selalu
saja ada masalah yang menggelayuti setiap manusia, entah si kaya atau si miskin
masalah akan selalu datang menghampiri. Setiap permasalahan yang ada akan
selalu membuat ketentraman manusia sedikit terusik, baik itu masalah kecil
ataupun masalah yang besar semua tergantung manusia itu sendiri yang
menyikapinya.
ketentraman manusia tidak
akan pernah hadir selama manusia masih berkecimpung dan bergejolak dalam
perputaran roda kehidupan. Kententraman manusia akan selalu terusik selamanya
sebelum manusia itu menutup mata, namun terkadang matipun manusia masih
menyisakan ketidaktentraman bagi seorang yang percaya akan takhayul. Pendek
kata manusia tidak akan pernah tentram dari mulai ia menghirup kehidupan sampai
ia menghembuskan nafas terakhirnya untuk kehidupan.
Ketentraman adalah kondisi batin yang
stabil, dimana gejolak di dalam teredam dengan baik. Jiwa yang tentram, tidak
akan ada gangguan dalam beraktivitas, baik gangguan medis maupun gangguan
non-medis.
Allah
berfirman dalam Al-Quran yang
artinya: orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram. (Ar Ra’d : 28)
Bahkan, sesungguhnya dzikir adalah penghidup hati
yang hakiki. Dzikir merupakan makanan pokok bagi hati dan ruh. Apabila (jiwa)
seseorang kehilangan dzikir ini, maka ia hanya bagaikan seonggok jasad yang
jiwanya telah kehilangan makanan pokoknya. Sehingga tidak ada kehidupan yang
hakiki bagi sebuah hati, melainkan dengan dzikrullah (mengingat Allah).
2.2 Manusia dan
Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang memiliki arti tidak
tentram hatinya atau merasa khawatir , tidak tenang, tidak sabar serta cemas.
Kegelisahan juga dapat dikatakan sebagai hal yang menggambarkan seseorang tidak
tentram hati maupun perbuatannya, ia selalu merasa khawatir dan tidak tenang
dalam tingkah lakunya, tidak sabar atau selalu merasa cemas dalam hidupnya.
Gejala yang dapat diketahui dari seseorang yang sedang mengalami kegelisahan,
contohnya : berjalan mondar mandir dalam ruangan tertentu sambil menundukkan
kepalanya, memandang jauh kedepan sambil mengepalkan tangannya, duduk termenung
sambil memegang kepalanya, duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara
dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan karena orang tersebut sedang mengalami
masalah yang berat atau frustasi karena hal yang diingankannya tidak bisa
tercapai.
Seorang ahli Psikoanalisa “Sigmeund Freud” berpendapat bahwa
ada 3 macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu :
a.Kecemasaan Objektif
: suatu pengalaman perasaan sebagai akibat
pengamatan
atau suatu bahaya dalam dunia luar.
b.Kecemasan Nerotis
(Syaraf) : kecemasan yang timbul karena pengamatan
tentang bahaya yang naluriah.
c.Kecemasaan Moril :
disebabkan karena pribadi seseorang.
2.2.1 Macam – macam Kegelisahan
a.
Kegelisahan Negatif
Kegelisahan yang
berlebih-lebihan /yang melewati batas, yaitu kegelisahan yang berhenti pada
titik merasa kelemahan, dimana orang yang mengalaminya sama sekali tidak bias melakukan
perubahan positif atau langkah-langkah konkret untuk berubah atau mencapai
tujuan yang diinginkan, yaitu kegelisahan dalam “menanti-nanti” sesuai yang
tidak jelas atau tidak ada.
b.
Kegelisahan Positif
Kegelisahan
dalam arti yang baik digunakan sebagai kesadaran yang dapat menjadi spirit
dalam memecahkan banyak
permasalahan,
sebagai tanda peringatan, kehati-hatian dan kewaspadaan terhadap bahaya-bahaya
atau hal-hal yang datang secara tak terduga. Ia juga merupakan kekuatan dalam
menghadapi kondisi-kondisi baru dan dapat membantu dalam beradaptasi
Singkatnya, ia
merupakan faktor penting yang dibutuhkan manusia. Sedangkan “kegelisahan
negatif” jelas sangat membahayakan, seperti gula pada darah; ketika ketinggian
kadarnya membahayakan kesehatan manusia.
Kegelisahan merupakan
salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari,
kegelisahan juga diartikan kecemasan, kekhawatiran, ketakutan. Masalah
kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi yang secara
definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang
diinginkan tidak tercapai.
2.2.2 Sebab-sebab Orang
yang Gelisah :
a. Gelisah terhadap dosa-dosa dan pelanggaran ( yang telah
dilakukan )
b. Gelisah terhadap hasil kerja ( tidak memenuhi kepuasan
spiritual)
c. Akut akan kehilangan
milik ( harta dan jabatan )
C. Takut menghadapi keadaan masa depan ( yang tidak disukai
2.2.3 Usaha-usaha Mengatasi
Kegelisahan
a. Dengan memerlukan sedikit pemikiran
yaitu, pertama kita menanyakan pada diri kita sendiri (instropeksi),akibat yang
paling buruk yang bagaimanakah yang akan kita tanggung atau yang akan
terjadi,mengapa hal itu terjadi,apa penyebabnya dan sebagainya.
b.
Kita
bersedia menerima sesuatu yang terjadi pada diri kita dengan rasa tabah dan senang
hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dari jiwa kita. Bersamaan
berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi keburukan-keburukan
akibat timbulnya kecemasan tersebut dalam jiwa kita.
c.
Berdoa
kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh sabar,tabah,senang dan ikhlas sehingga Ia
mau mengabulkan permohonan kita dari perasaan kecemasan ini,sebab Tuhan adalah
yang paling Maha Pemurah,Maha Pengampun,Maha Pengasih dan Maha Penyayang bagi umatnya yang mau berdoa
dan memohon kepadaNya.
2.2.4
Bentuk-bentuk kegelisahan
c. Keterasingan : Hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan,
terpencil atau terpisah dari yang lain. Penyebab orang berada dalam posisi
asing ini karena perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak
dapat dibenarkan oleh masyarakat, kekurangan yang ada dalam diri
seseorang , sehingga ia dapat atau sulit menyesuaikan diri ketika bergaul.
d. Kesepian : Berasal dari kata “sepi” yang memiliki arti “sunyi atau
lengang”, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, serta tidak
memiliki teman. Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian
merupakan bagian hidup manusia. Jika rasa sepi telah lama ada dalam diri
manusia, maka akan bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.
2.3
Manusia dan Harapan
Pengertian
Harapan, Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu
yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan di
waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak,
namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud.
Namun adakalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya
banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa
atau berusaha. Harapan berasal dari kata harap, artinya supaya sesuatu terjadi atau
suatu yang belum terwujud. Sedangkan harapan itu sendiri mempunyai makna
sesuatu yang terkandung dalam hati setiap orang yang datangnya merupakan
karunia Tuhan,yang sifatnya terpatri dan sukar dilukiskan. Yang mempunyai
harapan atau keinginan itu hati. Putus harapan berarti putus asa. Dan agar
harapan dapat dicapai, memerlukan kepercayaan kepada diri sendiri, kepercayaan
kepada orang lain dan kepercayaan kepadaTuhan. Misalnya, Ani, seorang mahasiswa
belajar rajin dengan harapan di dalam ujian semester memperoleh nilai . Hal itu
dilakukan dengan keyakinan bahwa akan terwujud apa yang diharapkan.
Jadi untuk mewujudkan harapan itu harus
disertai usaha yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Ketidak seimbangan dalam
hidup ini dapat berwujud dalam berbagai bentuk yang dapat memberikan beban
mental pada diri sendiri, misalnya: putus asa, selalu termenung, frustasi dan
sebagainya. Sebaiknya kegagalan yang diperolehnya itu dianggap sebagai
pengalaman,sehingga dirinya sadar untuk berusaha memperbaiki lebih lanjut.
Beberapa faktor
yang dapat menyebabkan seseorang melakukan pelanggaran dalam usahanya mencapai
apa yang jadi harapnnya, misalnya:faktor lingkungan sosial, ekonomi,
pendidikan, tidak adanya landasan iman yang kuat, kurang rasa percaya diri, dan
kurang pendidikan mental.
Beberapa
pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan "berpikir
positif" yang merupakan salah satu cara terapi/proses sistematis dalam
psikologi untuk menangkal "pikiran negatif" atau "berpikir
pesimis".Kalimat lain "harapan palsu" adalah kondisi
dimana harapan dianggap tidak memiliki dasar kuat atau berdasarkan khayalan
sertakesempatan harapan tersebut menjadi nyata sangatlah kecil.
Manusia dan Harapan dalam kehidupan manusia
merupakan cita-cita, keinginan, penantian, kerinduan supaya sesuatu itu
terjadi. Dalam menantikan adanya sesuatu yang terjadi dan diharapkan, menusia
melibatkan manusia lain atau kekuatan lain di luar dirinya supaya sesuatu
terjadi, selain hasil usahanya yang telah dilakukan atau ditunggu hasilnya.
Jadi, yang diharapkan itu adalah hasil jerih payah dirinya dan bantuan kekuatan
lain.
Conto:
pertunjukan lawak dengan harapan agar terhibur. Sangpelawak juga mengharapkan
agar penonton tertawa terbahak-bahak. Jika penonton tidak tertawa, berarti
harapannya gagal dalam menghibur penonton.
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia
harus bekerjasama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan karena kemampuan
manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik (jasmaniah) maupun kemampuan
berpikimya. Kalaupun ada orang yang mempunyai kelebihan kemampuan, maka hal
tersebut hanya berlaku dalam satu dua bidang tertentu.
Sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhan manusia
itu, Abraham
Maslow mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi lima macam. Lima macam
kebutuhan itu merupakan lima harapan manusia, yaitu:
- Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup (survival)
- Harapan untuk memperoleh keamanan (safety)
- Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai
(being loving and love)
- Harapan memperoleh status atau diterima atau diakui lingkungan
(status)
- Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita (self-actualization)
2.3.1
Macam-macam kebutuhan manusia yang merupakan harapan
Persamaan harapan dan cita-cita
keduanya
menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita
maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
Harapan dan Doa Orang yang berdoa bukan hanya
sekadar sadar bahwa kekuatannya lemah, tetapi ada unsur keyakinan bahwa berdoa
itu merupakan kewajiban. “Dan berfirman Tuhan kamu: Berdoalah kamu kepada-Ku.
Juga Aku akan mengabulkan doa mu” (QS. Gafir: 60).“Maka wajib atas kamu berdoa”
(H.R. Turmidzi).Hal lain yang menyebabkan harapan disertai doa ialah karena kesadaran
bahwa manusia itu lemah (QS. An-Nisa: 28).
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Cinta kasih adalah
dimana seseorang mempunyai perasaan yang tulus tanpa ada pamrih apapun.
Gelisah artinya tidak
tentram hatinya atau merasa khawatir , tidak tenang, tidak sabar serta cemas.
Harapan
atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan
didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan di waktu yang akan datang.
3.2 Saran
Demikian
makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran
dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.
Apabila
ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami
adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.
DAFTAR PUSTAKA
- https://www.google.com/search?q=ketentraman& e=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:id:official&client=firefox-a&channel=fflb zikrullah (mengingat Allah).
- http://yahyaandri.blogspot.com/2011/05/manusia-dan-kegelisahan.html
- http://skyrider27.blogspot.com/2010/06/manusia-dan-harapan.html
No comments:
Post a Comment