Friday, December 19, 2014

IBD HUBUNGAN MANUSIA DENGAN MANUSIA


KATA PENGANTAR

            Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul  “KONSEP ILMU BUDAYA DASAR HUBUNGANNYA DENGAN MANUSIA”. Makalah ini di susun sebagai bahan diskusi dengan harapan semoga materi ini menambah wawasan tentang Manusia dan ketentraman, Manusia dan kegelisahan, Manusia dan harapan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar ( IBD ) dan Ilmu Sosial Dasar ( ISD ) serta melatih mahasiswa trampil menggunakan laptop, bertanggungjawab, belajar mandiri.
Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada Dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar  ( IBD ) dan Ilmu Sosial Dasar ( ISD )  yang telah memberikan bimbingan sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak luput dari kekurangan. Oleh sebab itu kami berharap dapat menerima kritik dan saran dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis Khususnya dan bagi pembaca pada Umumnya.

                                                                Majenang, 1 Oktober  2014

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR                                                                                               I
DAFTAR ISI                                                                                                              II

BAB I
Pendahuluan                                                                                                           1
1.1 Latar belakang                                                                                                   1
1.2 Rumusan masalah                                                                                           2
1.3 Tujuan                                                                                                                 2

BAB II
Pembahasan                                                                                                            3
2.1 Manusia dan  ketentraman                                                                              3
2.2 Manusia dan kegelisahan                                                                               4
2.2.1 Macam-macam kegelisahan                                                              4
2.2.2 Sebab-sebab kegelisahan                                                                  5
2.2.3 Usaha untuk mengatasi kegelisahan                                                           5
2.2.4 Bentuk-bentuk kegelisahan                                                               6
2.3 Manusia dan harapan                                                                                      6
Macam-macam kebutuhan manusia yang merupakan harapan
Persamaan harapan dan cita-cita                                                               9

BAB III
Penutup                                                                                                                    10
3.1 Kesimpukan                                                                                                       10
3.2 Saran                                                                                                                   10

DAFTAR PUSTAKA                                                                                                            11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang
Ilmu Budaya Dasar  adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah Ilmu Budaya Dasar dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanities yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
Manusia  adalah  makhluk Allah  yang di anugrahi akal, fikiran, dan  fisik untuk menunjang kehidupannya sebagai seorang  insan yang di tunjuk oleh Allah untuk menjadi khalifah di bumi yang  Allah Yang Maha Kuasa ciptakan. Oleh karena manusia adalah khalifah di bumi ini sepatutnya seorang manusia haruslah mempunyai prilaku yang sesuai dengan yang Tuhan  inginkan untuk dipercayakan menjaga keutuhan bumi yang Allah ciptakan dengan segala makhluk hidup didalamnya untuk manusia jaga kelestariannya.Manusia yang menjadi seorang terpilih dan tinggi derajatnya di mata Tuhan, manusia haruslah mempunyai kepercayaan, ilmu, dan menjalankan segala apa yang di perintahkan Allah dan menjauhi yang di larang oleh Allah SWT. Sebagai makhluk yang mempunyai akal dan fikiran serta fisik manusia haruslah memanfaatkan anugrah yang di berikan oleh Allah itu dengan sebaik – baiknya dan jangan menyalah gunakannya sebagai suatu yang Allah benci.  Manusia haruslah  mempunyai budaya yang baik untuk menjadikannya seorang manusia yang memiliki derajat tinggi di mata Allah SWT.  
Maka manusia harus menjadikan budaya yang baik sebagai bagian dari dirinya tanpa mengabaikan apa yang menjadi kewajiban sebagai makhluk yang berketuhanan.
Pokok bahasan yang akan dikembangkan dalam ilmu budaya dasar hubungan nya dengan manusia yang akan dibahas oleh kami kelompok 12 adalah “Manusia dan ketentraman, Manusia dan kegelisahan, Manusia dan harapan”.

1.2. Rumusan Masalah
1.     Apa pengertian ketentraman?
2.     Apa pengertian kegelisahan?
3.     Apa macam-macam kegelisahan?
4.     Apa saja sebab-sebab kegelisahan?
5.     Apa usaha untuk mengatasi kegelisahan?
6.     Apa bentuk-bentuk kegelisahan?
7.     Apa pengertian harapan?
8.     Apa macam-macam kebutuhan manusia yang merupakan harapan?
9.     Apa persamaan harapan dan cinta kasih?

1.3.Tujuan
1.     Untuk mengetahui pengertian ketentraman.
2.     Untuk mengetahui pengertian kegelisahan.
3.     Untuk mengetahui macam-macam kegelisahan.
4.     Untuk mengetahui sebab-sebab kegelisahan.
5.     Untuk mengetahui usaha mengatasi kegelisahan.
6.     Untuk mengetahui bentuk-bentuk kegelisahan.
7.     Untuk mengetahui pengertian harapan.
8.     Untuk mengetahui macam-macam kebutuhan manusia yang merupakan 
Harapan.
9.     Untuk mengetahui persamaan harapan dan cinta kasih.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.        Manusia dan ketentraman
Dalam keseharian selalu saja ada masalah yang menggelayuti setiap manusia, entah si kaya atau si miskin masalah akan selalu datang menghampiri. Setiap permasalahan yang ada akan selalu membuat ketentraman manusia sedikit terusik, baik itu masalah kecil ataupun masalah yang besar semua tergantung manusia itu sendiri yang menyikapinya.
ketentraman manusia tidak akan pernah hadir selama manusia masih berkecimpung dan  bergejolak dalam perputaran roda kehidupan. Kententraman manusia akan selalu terusik selamanya sebelum manusia itu menutup mata, namun terkadang matipun manusia masih menyisakan ketidaktentraman bagi seorang yang percaya akan takhayul. Pendek kata manusia tidak akan pernah tentram dari mulai ia menghirup kehidupan sampai ia menghembuskan nafas terakhirnya untuk kehidupan.
Ketentraman adalah kondisi batin yang stabil, dimana gejolak di dalam teredam dengan baik. Jiwa yang tentram, tidak akan ada gangguan dalam beraktivitas, baik gangguan medis maupun gangguan non-medis.
Allah berfirman dalam Al-Quran yang artinya: orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Ar Ra’d : 28)

Bahkan, sesungguhnya dzikir adalah penghidup hati yang hakiki. Dzikir merupakan makanan pokok bagi hati dan ruh. Apabila (jiwa) seseorang kehilangan dzikir ini, maka ia hanya bagaikan seonggok jasad yang jiwanya telah kehilangan makanan pokoknya. Sehingga tidak ada kehidupan yang hakiki bagi sebuah hati, melainkan dengan dzikrullah (mengingat Allah).

2.2 Manusia dan Kegelisahan

Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang memiliki arti tidak tentram hatinya atau merasa khawatir , tidak tenang, tidak sabar serta cemas. Kegelisahan juga dapat dikatakan sebagai hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, ia selalu merasa khawatir dan tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar atau selalu merasa cemas dalam hidupnya. Gejala yang dapat diketahui dari seseorang yang sedang mengalami kegelisahan, contohnya : berjalan mondar mandir dalam ruangan tertentu sambil menundukkan kepalanya, memandang jauh kedepan sambil mengepalkan tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan karena orang tersebut sedang mengalami masalah yang berat atau frustasi karena hal yang diingankannya tidak bisa tercapai.

Seorang ahli Psikoanalisa “Sigmeund Freud” berpendapat bahwa ada 3 macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu :

a.Kecemasaan Objektif : suatu pengalaman perasaan sebagai akibat
   pengamatan  atau suatu bahaya dalam dunia luar.
b.Kecemasan Nerotis (Syaraf) : kecemasan yang timbul karena pengamatan
   tentang bahaya yang naluriah.
c.Kecemasaan Moril : disebabkan karena pribadi seseorang.

2.2.1 Macam – macam Kegelisahan
a.    Kegelisahan Negatif
Kegelisahan yang berlebih-lebihan /yang melewati batas, yaitu kegelisahan yang berhenti pada titik merasa kelemahan, dimana orang yang mengalaminya sama sekali tidak bias melakukan perubahan positif atau langkah-langkah konkret untuk berubah atau mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu kegelisahan dalam “menanti-nanti” sesuai yang tidak jelas atau tidak ada.
b.    Kegelisahan Positif
Kegelisahan dalam arti yang baik digunakan sebagai kesadaran yang dapat menjadi spirit dalam memecahkan banyak
permasalahan, sebagai tanda peringatan, kehati-hatian dan kewaspadaan terhadap bahaya-bahaya atau hal-hal yang datang secara tak terduga. Ia juga merupakan kekuatan dalam menghadapi kondisi-kondisi baru dan dapat membantu dalam beradaptasi
Singkatnya, ia merupakan faktor penting yang dibutuhkan manusia. Sedangkan “kegelisahan negatif” jelas sangat membahayakan, seperti gula pada darah; ketika ketinggian kadarnya membahayakan kesehatan manusia.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan kecemasan, kekhawatiran, ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.

2.2.2  Sebab-sebab Orang yang Gelisah :
a. Gelisah terhadap dosa-dosa dan pelanggaran ( yang telah dilakukan )
b. Gelisah terhadap hasil kerja ( tidak memenuhi kepuasan spiritual)
c.  Akut akan kehilangan milik ( harta dan jabatan )
C. Takut menghadapi keadaan masa depan ( yang tidak disukai

2.2.3     Usaha-usaha Mengatasi Kegelisahan
a.    Dengan memerlukan sedikit pemikiran yaitu, pertama kita menanyakan pada diri kita sendiri (instropeksi),akibat yang paling buruk yang bagaimanakah yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi,mengapa hal itu terjadi,apa penyebabnya dan sebagainya.
b.    Kita bersedia menerima sesuatu yang terjadi pada diri kita dengan rasa tabah dan senang hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dari jiwa kita. Bersamaan berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi keburukan-keburukan akibat timbulnya kecemasan tersebut dalam jiwa  kita.
c.    Berdoa kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh sabar,tabah,senang dan ikhlas sehingga Ia mau mengabulkan permohonan kita dari perasaan kecemasan ini,sebab Tuhan adalah yang paling Maha Pemurah,Maha Pengampun,Maha Pengasih dan  Maha Penyayang bagi umatnya yang mau berdoa dan memohon kepadaNya.

2.2.4     Bentuk-bentuk kegelisahan

c.    Keterasingan : Hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain. Penyebab orang berada dalam posisi asing ini karena  perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat,  kekurangan yang ada dalam diri seseorang , sehingga ia dapat atau sulit menyesuaikan diri ketika bergaul.

d.    Kesepian : Berasal dari kata “sepi” yang memiliki arti “sunyi atau lengang”, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, serta  tidak memiliki teman. Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian merupakan bagian hidup manusia. Jika rasa sepi telah lama ada dalam diri manusia, maka akan bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.



2.3 Manusia dan Harapan
Pengertian Harapan, Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun adakalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha. Harapan berasal dari kata harap, artinya supaya sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud. Sedangkan harapan itu sendiri mempunyai makna sesuatu yang terkandung dalam hati setiap orang yang datangnya merupakan karunia Tuhan,yang sifatnya terpatri dan sukar dilukiskan. Yang mempunyai harapan atau keinginan itu hati. Putus harapan berarti putus asa. Dan agar harapan dapat dicapai, memerlukan kepercayaan kepada diri sendiri, kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan kepadaTuhan. Misalnya, Ani, seorang mahasiswa belajar rajin dengan harapan di dalam ujian semester memperoleh nilai . Hal itu dilakukan dengan keyakinan bahwa akan terwujud apa yang diharapkan.
 Jadi untuk mewujudkan harapan itu harus disertai usaha yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Ketidak seimbangan dalam hidup ini dapat berwujud dalam berbagai bentuk yang dapat memberikan beban mental pada diri sendiri, misalnya: putus asa, selalu termenung, frustasi dan sebagainya. Sebaiknya kegagalan yang diperolehnya itu dianggap sebagai pengalaman,sehingga dirinya sadar untuk berusaha memperbaiki lebih lanjut.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang melakukan pelanggaran dalam usahanya mencapai apa yang jadi harapnnya, misalnya:faktor lingkungan sosial, ekonomi, pendidikan, tidak adanya landasan iman yang kuat, kurang rasa percaya diri, dan kurang pendidikan mental.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan "berpikir positif" yang merupakan salah satu cara terapi/proses sistematis dalam psikologi untuk menangkal "pikiran negatif" atau "berpikir pesimis".Kalimat lain "harapan palsu" adalah kondisi dimana harapan dianggap tidak memiliki dasar kuat atau berdasarkan khayalan sertakesempatan harapan tersebut menjadi nyata sangatlah kecil.
 Manusia dan Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita, keinginan, penantian, kerinduan supaya sesuatu itu terjadi. Dalam menantikan adanya sesuatu yang terjadi dan diharapkan, menusia melibatkan manusia lain atau kekuatan lain di luar dirinya supaya sesuatu terjadi, selain hasil usahanya yang telah dilakukan atau ditunggu hasilnya. Jadi, yang diharapkan itu adalah hasil jerih payah dirinya dan bantuan kekuatan lain.
Conto: pertunjukan lawak dengan harapan agar terhibur. Sangpelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Jika penonton tidak tertawa, berarti harapannya gagal dalam menghibur penonton.
 Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia harus bekerjasama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan karena kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik (jasmaniah) maupun kemampuan berpikimya. Kalaupun ada orang yang mempunyai kelebihan kemampuan, maka hal tersebut hanya berlaku dalam satu dua bidang tertentu.
  Sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhan manusia itu, Abraham Maslow mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi lima macam. Lima macam kebutuhan itu merupakan lima harapan manusia, yaitu:
  1. Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup (survival)
  2. Harapan untuk memperoleh keamanan (safety)
  3. Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai
           (being  loving and love)
  1. Harapan memperoleh status atau diterima atau diakui lingkungan   
(status)
  1. Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita (self-actualization)


2.3.1 Macam-macam kebutuhan manusia yang merupakan harapan
        Persamaan harapan dan cita-cita
keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
 Harapan dan Doa Orang yang berdoa bukan hanya sekadar sadar bahwa kekuatannya lemah, tetapi ada unsur keyakinan bahwa berdoa itu merupakan kewajiban. “Dan berfirman Tuhan kamu: Berdoalah kamu kepada-Ku. Juga Aku akan mengabulkan doa mu” (QS. Gafir: 60).“Maka wajib atas kamu berdoa” (H.R. Turmidzi).Hal lain yang menyebabkan harapan disertai doa ialah karena kesadaran bahwa manusia itu lemah (QS. An-Nisa: 28).















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Cinta kasih adalah dimana seseorang mempunyai perasaan yang tulus tanpa  ada pamrih apapun.
Gelisah artinya tidak tentram hatinya atau merasa khawatir , tidak tenang, tidak sabar serta cemas.
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan di waktu yang akan datang.

3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.









DAFTAR PUSTAKA




No comments:

Post a Comment