BAB I
PENDAHULUAN
Seringkali orang menyatakan “Negara
ini adikuasa” bangsa itu mulia dan kuat. Tak ada seorangpun yang berpikir
mengintervensi negara tersebut atau menoneksinya karena kedigjayaan dan keperkasaannya.
Dan elemen kekuatan adalah kekuatan
ekonomi, militer teknologi dan kebudayaan namun yang terpenting dari ini semua
adalah kekuatan manusia, karena manusia adalah sendi yang menjadi pusat segala
elemen kekuatan lainnya. Tak mungkin senjata bisa dimanfaatkan, meskipun
canggih bila tidak ada orang yang ahli dan pandai menggunakannya. Kekayaannya
meskipun melimpahkan, akan menjadi mubazir tanpa ada orang yang mengatur dan
mendayagunakannya untuk tujuan-tujuan yang bermanfaat.
Dari titik tolak ini kita bisa
mengambil kesimpulan bahwa umat Islam haruslah memperhatikan pendidikan
anak-anaknya dan pembinaan individu untuk mencapai umat terbaik fiddunya wal
akhirah.
BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF METODOLOGIK
1. Pengertian Pendidikan Islam
a. Definisi
Pendidikan Menurut para Ahli diantaranya adalah :
Menurut Juhn Dewex, pendidikan
adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi
di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin
pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan
social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum
dewasa dan kelompok dia hidup (A. Yunus, 1999 : 7)
Menurut Frederick J. MC. Donald,
Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah
tabi’at (behaviour). Manusia yang dimaksud dalam behaviour adalah setiap
tanggapan atau perbuatan seseorang, sesuatu yang dilakukan oleh seseorang (A.
Yunus, 1999 : 7 – 8)
b. Definisi
Pendidikan menurut Islam
Pendidikan Islam itu sendiri
adalah pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori-teori tentang
pendidikan. Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya
teori (Nur Uhbiyati, 1998).
Dalam al-Qur’an tidak ditemukan
kata al-tarbiyah, namun terdapat istilah lain seakar dengannya, yaitu al-rabb,
rabbayani, murobbu, yarabby dan rabbaniy. Sedangkan dalam hadis hanya ditemukan
kata rabbany. Menurut Abdul Mujib masing-masing tersebut sebenarnya memiliki
kesamaan makna, walaupun dalam konteks tertentu memiliki perbedaan.
Istilah lain dari pendidikan
adalah ta’lim merupakan masdar dari kata a’ilama yang berarti
pengajaran yang bersifat pemberian atau
penyampaian pengertian, pengetahuan dan ketrampilan.
Sebagaimana firman Allah SWT :
zN¯=tæur tPyŠ#uä uä!$oÿôœF{$# $yg¯=ä. §NèO öNåkyÎztä ’n?tã Ïps3Í´¯»n=yJø9$# tA$s)sù ’ÎTqä«Î6Rr& Ïä!$yJó™r'Î ÏäIwàs¯»yd bÎ) öNçFZä. tûüÏ%ω»|¹ ÇÌÊÈ
Artinya :
”Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama
(benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu
berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang
benar orang-orang yang benar!" (QS. Al Baqarah ayat 31)
2. Tujuan Pendidikan Islam
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan
umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi
menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan
kepada Allah, yang dimaksudkan menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.
”Islam menghendaki agar manusia
dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah
digariskan oleh Allah. Tujuan hidup manusia itu menurut Allah ialah beribadah
kepadfa Allah. Seperti dalam surat Ad Dzariyat ayat 56 :
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbr߉ç7÷èu‹Ï9 ÇÎÏÈ
Artinya :
”Dan aku
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.
Menurut al-Attas (1979: 1) menghendaki tujuan
pendidikan Islam adalah manusia yang baik. Ini terlalu umum, Marimba (1964 :
39) berpendapat bahwa tujuan pendidikan islam ialah berbentuk orang yang
berkepribadian muslim. Ini pun terlalu umum Al Abrasyi (1974 : 15) menghendaki
tujuan akhir pendidikan islam ialah manusia yang berakhlak mulia. Ini juga amat
umum, menurut Mursy (1977 : 18) menyatakan bahwa tujuan akhir pendidikan
menurut Islam ialah manusia sempurna ini pun terlalu umum, sulit dioperasikan,
maksudnya. Sulit dioperasikan dalam tindakan perencanaan dan pelaksanaan pendidikan
secara nyata.[1][1]
Dari beberapa perbedaan di atas bisa ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
- Tujuan umum pendidikan Islam ialah muslim yang sempurna, atau manusia
yang takwa, atau manusia beriman, atau manusia yang beribadah kepada Allah
- Muslim yang sempurna itu manusia yang memiliki 9 ciri sebagai berikut[2][2] jasmani yang sehat serta
kuat cirinya adalah :
1) sehat
2) kuat
3) berketrampilan
Kecerdasan dan kepandaian cirinya ialah :
1) Mampu menyelesaikan masalah
secara cepat tepat;
2) Mampu menyelesaikan masalah
secara ilmiah dan filosofis
3) Memiliki dan mengembangkan sains
4) Memiliki dan mengembangkan
filsafat
Hati yang bertaqwa kepada Allah berciri :
1) Dengan sukarela melaksanakan
perintah Allah dan menjauhi larangannya
2) Hati yang berkemampuan
berhubungan dengan alam ghaib.
3. Ruang Lingkup Pendidikan Islam
Pendidikan sebagai ilmu yang
mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Karena didalamnya banyak segi-segi
atau pihak-pihak yang ikut terlibat baik itu secara langsung maupun tidak
langsung.
Adapun segi-segi atau pihak-pihak
yang terlibat dalam pendidikan Islam sekaligus menjadi ruang lingkup pendidikan
islam adalah sebagai berikut :
1) Perbuatan
mendidik itu sendiri
Maksudnya adalah seluruh
kegiatan, tidnakan atau perbuatan dan sikap yang dilakukan oleh pendidikan
sewaktu menghadapi / mengasuh anak didik.
2) Anak didik
(murid); yaitu merupakan obyek terpenting dalam pendidikan Islam
3) Dasar dan
tujuan pendidikan Islam; yaitu landasan yang menjadikan fundamen dan sumber
dari segala kegiatan pendidikan Islam yang dilakukan
4) Pendidikan;
yaitu obyek yang melakukan pendidikan Islam
5) Materi
pendidikan Islam; yaitu bahan, atau pengalaman-pengalaman belajar ilmu agama
6) Metode
pendidikan Islam; yaitu cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidikan untuk
menyampaikan bahan atau materi pendidikan islam kepada anak didik
7) Evaluasi
pendidikan; yaitu menurut cara bagaimana mengadakan evaluasi atau penilaian
terhadap hasil belajar anak didik
8) Alat-alat
pendidikan Islam; yaitu alat-alat yang dapat digunakan selama melaksanakan
pendidikan Islam agar tujuan pendidikan Islam tersebut lebih berhasil
9) Lingkungan
sekitar atau milieu pendidikan Islam; yaitu keadaan-keadaan yang ikut
berpengaruh dalam pelaksanaan serta hasil pendidikan Islam
4. Konsepsi Guru
Dalam konteks pendidikan Islam,
pendidik disebut dengan murobbi, muallim, dan muaddib. Kata murobbi
berasal dari kata rabba, yurobbi. Kata muallim isim fail dari ailama,
yuallimu sebagaimana ditemukan dalam al Qur’an (QS 2 : 31). Sedangkan kata muaddib
berasal dari addaba yuaddibu.[3][3]
Pendidikan Islam menggunakan
tujuan sebagai dasar untuk menentukan pengertian pendidik. Hal ini disebabkan karena
pendidikan merupakan kewajiban agama, dan kewajiban hanya dipikulkan kepada
orang yang telah dewasa. kewajiban itu pertama-tama bersifat personal, dalam
arti bahwa setiap orang bertanggung jawab atas pendidikan dirinya sendiri,
kemudian bersifat sosial dalam arti bahwa setiap orang bertanggung jawab atas
pendidikan orang lain. Hal ini tercermin dalam firman Allah sebagai berikut :
$pkš‰r'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% öä3|¡àÿRr& öä3‹Î=÷dr&ur #Y‘$tR $ydߊqè%ur â¨$¨Z9$# äou‘$yfÏtø:$#ur $pköŽn=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâŸxÏî ׊#y‰Ï© žw tbqÝÁ÷ètƒ ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtƒur $tB tbrâsD÷sムÇÏÈ
Artinya :
”Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.
Di Indonesia
pendidikan disebut juga guru yaitu ”orang yang digugu dan ditiru”. Menurut Hadari
Nawawi guru adalah orang-orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran
di sekolah atau di kelas. Lebih khususnya diartikan orang yang bekerja dalam
bidang pendidikan dan pengajaran, yang ikut bertanggung jawab dalam membentuk
anak-anak mencapai kedewasaan masing-masing.
Di dalam
undang-undang sistem pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 dibedakan antara
Pendidik dengan tenaga kependidikan. Tenaga kependidikan adalah anggota
masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan
pendidikan. Sedangkan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widya iswara, tutor, instruktur.
Fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta
partisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.[4][4]
5. Konsep Anak Didik
Peserta didik merupakan salah
satu komponen dalam sistem pendidikan Islam. Peserta didik merupakan ”raw
material” (bahan mentah) di dalam proses transformasi yang disebut pendidikan.
Berbeda dengan komponen-komponen lain dalam sistem pendidikan karena kita
menerima ”materi” ini sudah setengah jadi, sedangkan komponen-komponen lain
dapat dirumuskan dan disusun sesuai dengan keadaan fasilitas dan kebutuhan yang
ada.
Peserta didik secara formal
adalah orang yang sedang berada pada fase pertumbuhan dan perkembangan baik
secara fisik maupun psikis pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri dari
seseorang peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik. Pertumbuhan
menyangkut fisik, perkembangan menyangkut psikis.
Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No.
20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, peserta didik adalah anggota
masyarakat yang beruaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada
jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
1) Peserta didik
bukanlah miniatur orang dewasa tetapi memiliki dunianya sendiri
2) Peserta didik
memiliki periodisasi perkembangan dan pertumbuhan
3) Peserta didik
adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan, individu baik disebabkan oleh
faktor bawaan maupun lingkungan dimana ia berada
4) Peserta didik
merupakan dua unsur utama jasmani dan rohani, unsur jasmani memiliki daya fisik
dan unsur rohani memiliki daya akal hati nurani dan nafsu
5) Peserta didik
adalah manusia yang mempunyai potensi atau fitrah yang dikembangkan dan
berkembang secara dinamis sebagaimana yang dijelaskan di dalam Hadits sahih
yang Artinya :
Setiap anak dilahirkan dalam
keadaan fitroh (suci, bersih) maka orang tualah yang akan menjadikannya yahudi,
nashrani, maupun majusi (HR Buhari dan
Muslim)
Di dalam proses pendidikan
peserta didik disamping sebagai objek juga sebagai subyek. Oleh karena itu agar
seorang pendidik berhasil dalam pendidikan, maka ia harus memahami peserta
didik dengan segala karakteristiknya. Diantara aspek yang harus dipahami oleh
pendidik yaitu (1) kebutuhan, (2) dimensi-dimensinya, (3) intelegensinya, (4)
kepribadiannya.
6. Konsep Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum merupakan salah satu
komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan. Karena itu
kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan Islam dan sekaligus
sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat
pendidikan.
Secara etimologis, kurikulum
berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curare
berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olah
raga pada zaman romawi kuni di Yunani. Yang mengandung
pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai
garis finish.[6][6] Sedangkan
dalam bahasa arab biasa diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan yang
terang yang dilalui manusia pada berbagai bidang kehidupan.[7][7]
Dalam pengertian selanjutnya
kurikulum tidak hanya terbatas pada program pendidikan namun juga dapat
diartikan menurut fungsinya :
1) Kurikulum
sebagai program studi
2) Kurikulum
sebagai konten
3) Kurikuluem
sebagai kegiatan berencana
4) Kurikulum
sebagai hasil belajar
5) Kurikulum
sebagai reproduksi kultural
6) Kurikulum
sebagai pengalaman belajar
7) Kurikulum
sebagai peoduksi
Mengingat bahwa fungsi kurikulum
dalam proses pendidikan adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan,
maka hal ini berarti bahwa sebagai alat pendidikan, kurikulum memiliki
bagian-bagian penting dan penunjang yang dapat mendukung operasinya dengan
baik. Bagian-bagian ini disebut komponen yang saling berkaitan berinteraksi
dalam upaya mencapai tujuan.
1) Tujuan-tujuan
yang ingin dicapai oleh pendidikan itu
2) Pengetahuan
(knowledge) informasi-informasi, data-data, aktifitas-aktifitas dan
pengalaman-pengalaman dari mana terbentuk kurikulum
3) Metode dan cara-cara
mengajar yang dipakai oleh guru-guru untuk mengajar dan memotivasi murid untuk
membawa mereka ke arah yang dikehendaki oleh kurikulum.
4) Metode dan
cara penilaian yang dipergunakan dalam mengukur dan menilai kurikulum dan hasil
proses pendidikan yang direncanakan kurikulum tersebut.
Kurikulum yang baik dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan islam adalah yang bersifat integrated dan
komprehensif serta menjadikan al Qur’an dan hadits sebagai sumber utama
dalam penyusunannya. Al Qur’an dan hadits merupakan sumber utama pendidikan
islam berisi kerangka dasar yang dapat dijadikan sebagai acuan operasional
penyusunan dan pengembangan kurikulum pendidikan Islam.
BAB III
PENUTUP
Sebagai
penutup dalam penulisan makalah ini, penulis menyimpulkan segala apa yang
penulis bahas di atas agar dapat dengan mudah memberikan gambaran tentang isi
makalah ini secara keseluruhan.
1. Adapun
kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Pengertian
pendidikan Islam adalah pendidikan yang berdasarkan Islam
b. Tujuan
pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
§ Sebagai Hamba Allah
§ Manusia yang baik
§ Manusia yang berakhlak mulia
§ Manusia sempurna
c. Ruang lingkup
pendidikan islam adalah :
§ Perbuatan mendidik
§ Pendidik (guru)
§ Dasar dan tujuan pendidikan islam
§ Anak didik (murid)
§ Materi pendidikan Islam
§ Metode pendidikan islam
§ Evaluasi pendidikan
§ Alat-alat pendidikan Islam
d. Konsepsi
pendidik (guru) adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, kosnelor dll
e. Konsepsi anak
didik (murid) adalah salah satu komponen dalam sistem pendidikan Islam
f. Konsepsi
kurikulum adalah : kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat
menentukan dalam suatu sistem pendidikan
2. Saran-saran
Saran yang ingin penulis
sampaikan melalui penulisan makalah ini tidak lain agar bermanfaat bagi kaum
msulimin pada umumnya dan bagi penulis pribadi khususnya. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif
Islam, PT. Remaja Rosda Karya : Bandung, 2001
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, CV.
Pustaka Setia, Bandung, 1998
Muhammad Fadhil al-Samati, Tarbiyah al-Insan
al-Jadid, Al Tunisiyah: Al Syarikah, tt
Undnag-Undang Sisdiknas 2003, UU RI No. 20 tahun
2003, Jakarta : Sinar Grafika 2003
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, Suatu
Analisa Psikologi dan Pendidikan, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1989
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta :
Kalam Mulia, 2008
http://aanchoto.com/ilmu-pendidikan-islam.html/ Diakses
Pada Tanggal 4 April 2013
[2][2] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam
dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991), hal. 50
[3][3] Muhammad Fadhil al-Jamali, Farbiah al
Insan al-Jadid, (Al Tunisiyah: Al-Syarikhah, tt), h. 74
[6][6] Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi
Pendidikan (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1986), hal 176
BAB I
PENDAHULUAN
Seringkali orang menyatakan “Negara
ini adikuasa” bangsa itu mulia dan kuat. Tak ada seorangpun yang berpikir
mengintervensi negara tersebut atau menoneksinya karena kedigjayaan dan keperkasaannya.
Dan elemen kekuatan adalah kekuatan
ekonomi, militer teknologi dan kebudayaan namun yang terpenting dari ini semua
adalah kekuatan manusia, karena manusia adalah sendi yang menjadi pusat segala
elemen kekuatan lainnya. Tak mungkin senjata bisa dimanfaatkan, meskipun
canggih bila tidak ada orang yang ahli dan pandai menggunakannya. Kekayaannya
meskipun melimpahkan, akan menjadi mubazir tanpa ada orang yang mengatur dan
mendayagunakannya untuk tujuan-tujuan yang bermanfaat.
Dari titik tolak ini kita bisa
mengambil kesimpulan bahwa umat Islam haruslah memperhatikan pendidikan
anak-anaknya dan pembinaan individu untuk mencapai umat terbaik fiddunya wal
akhirah.
BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF METODOLOGIK
1. Pengertian Pendidikan Islam
a. Definisi
Pendidikan Menurut para Ahli diantaranya adalah :
Menurut Juhn Dewex, pendidikan
adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi
di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin
pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan
social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum
dewasa dan kelompok dia hidup (A. Yunus, 1999 : 7)
Menurut Frederick J. MC. Donald,
Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah
tabi’at (behaviour). Manusia yang dimaksud dalam behaviour adalah setiap
tanggapan atau perbuatan seseorang, sesuatu yang dilakukan oleh seseorang (A.
Yunus, 1999 : 7 – 8)
b. Definisi
Pendidikan menurut Islam
Pendidikan Islam itu sendiri
adalah pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori-teori tentang
pendidikan. Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya
teori (Nur Uhbiyati, 1998).
Dalam al-Qur’an tidak ditemukan
kata al-tarbiyah, namun terdapat istilah lain seakar dengannya, yaitu al-rabb,
rabbayani, murobbu, yarabby dan rabbaniy. Sedangkan dalam hadis hanya ditemukan
kata rabbany. Menurut Abdul Mujib masing-masing tersebut sebenarnya memiliki
kesamaan makna, walaupun dalam konteks tertentu memiliki perbedaan.
Istilah lain dari pendidikan
adalah ta’lim merupakan masdar dari kata a’ilama yang berarti
pengajaran yang bersifat pemberian atau
penyampaian pengertian, pengetahuan dan ketrampilan.
Sebagaimana firman Allah SWT :
zN¯=tæur tPyŠ#uä uä!$oÿôœF{$# $yg¯=ä. §NèO öNåkyÎztä ’n?tã Ïps3Í´¯»n=yJø9$# tA$s)sù ’ÎTqä«Î6Rr& Ïä!$yJó™r'Î ÏäIwàs¯»yd bÎ) öNçFZä. tûüÏ%ω»|¹ ÇÌÊÈ
Artinya :
”Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama
(benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu
berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang
benar orang-orang yang benar!" (QS. Al Baqarah ayat 31)
2. Tujuan Pendidikan Islam
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan
umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi
menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan
kepada Allah, yang dimaksudkan menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.
”Islam menghendaki agar manusia
dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah
digariskan oleh Allah. Tujuan hidup manusia itu menurut Allah ialah beribadah
kepadfa Allah. Seperti dalam surat Ad Dzariyat ayat 56 :
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbr߉ç7÷èu‹Ï9 ÇÎÏÈ
Artinya :
”Dan aku
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.
Menurut al-Attas (1979: 1) menghendaki tujuan
pendidikan Islam adalah manusia yang baik. Ini terlalu umum, Marimba (1964 :
39) berpendapat bahwa tujuan pendidikan islam ialah berbentuk orang yang
berkepribadian muslim. Ini pun terlalu umum Al Abrasyi (1974 : 15) menghendaki
tujuan akhir pendidikan islam ialah manusia yang berakhlak mulia. Ini juga amat
umum, menurut Mursy (1977 : 18) menyatakan bahwa tujuan akhir pendidikan
menurut Islam ialah manusia sempurna ini pun terlalu umum, sulit dioperasikan,
maksudnya. Sulit dioperasikan dalam tindakan perencanaan dan pelaksanaan pendidikan
secara nyata.[1][1]
Dari beberapa perbedaan di atas bisa ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
- Tujuan umum pendidikan Islam ialah muslim yang sempurna, atau manusia
yang takwa, atau manusia beriman, atau manusia yang beribadah kepada Allah
- Muslim yang sempurna itu manusia yang memiliki 9 ciri sebagai berikut[2][2] jasmani yang sehat serta
kuat cirinya adalah :
1) sehat
2) kuat
3) berketrampilan
Kecerdasan dan kepandaian cirinya ialah :
1) Mampu menyelesaikan masalah
secara cepat tepat;
2) Mampu menyelesaikan masalah
secara ilmiah dan filosofis
3) Memiliki dan mengembangkan sains
4) Memiliki dan mengembangkan
filsafat
Hati yang bertaqwa kepada Allah berciri :
1) Dengan sukarela melaksanakan
perintah Allah dan menjauhi larangannya
2) Hati yang berkemampuan
berhubungan dengan alam ghaib.
3. Ruang Lingkup Pendidikan Islam
Pendidikan sebagai ilmu yang
mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Karena didalamnya banyak segi-segi
atau pihak-pihak yang ikut terlibat baik itu secara langsung maupun tidak
langsung.
Adapun segi-segi atau pihak-pihak
yang terlibat dalam pendidikan Islam sekaligus menjadi ruang lingkup pendidikan
islam adalah sebagai berikut :
1) Perbuatan
mendidik itu sendiri
Maksudnya adalah seluruh
kegiatan, tidnakan atau perbuatan dan sikap yang dilakukan oleh pendidikan
sewaktu menghadapi / mengasuh anak didik.
2) Anak didik
(murid); yaitu merupakan obyek terpenting dalam pendidikan Islam
3) Dasar dan
tujuan pendidikan Islam; yaitu landasan yang menjadikan fundamen dan sumber
dari segala kegiatan pendidikan Islam yang dilakukan
4) Pendidikan;
yaitu obyek yang melakukan pendidikan Islam
5) Materi
pendidikan Islam; yaitu bahan, atau pengalaman-pengalaman belajar ilmu agama
6) Metode
pendidikan Islam; yaitu cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidikan untuk
menyampaikan bahan atau materi pendidikan islam kepada anak didik
7) Evaluasi
pendidikan; yaitu menurut cara bagaimana mengadakan evaluasi atau penilaian
terhadap hasil belajar anak didik
8) Alat-alat
pendidikan Islam; yaitu alat-alat yang dapat digunakan selama melaksanakan
pendidikan Islam agar tujuan pendidikan Islam tersebut lebih berhasil
9) Lingkungan
sekitar atau milieu pendidikan Islam; yaitu keadaan-keadaan yang ikut
berpengaruh dalam pelaksanaan serta hasil pendidikan Islam
4. Konsepsi Guru
Dalam konteks pendidikan Islam,
pendidik disebut dengan murobbi, muallim, dan muaddib. Kata murobbi
berasal dari kata rabba, yurobbi. Kata muallim isim fail dari ailama,
yuallimu sebagaimana ditemukan dalam al Qur’an (QS 2 : 31). Sedangkan kata muaddib
berasal dari addaba yuaddibu.[3][3]
Pendidikan Islam menggunakan
tujuan sebagai dasar untuk menentukan pengertian pendidik. Hal ini disebabkan karena
pendidikan merupakan kewajiban agama, dan kewajiban hanya dipikulkan kepada
orang yang telah dewasa. kewajiban itu pertama-tama bersifat personal, dalam
arti bahwa setiap orang bertanggung jawab atas pendidikan dirinya sendiri,
kemudian bersifat sosial dalam arti bahwa setiap orang bertanggung jawab atas
pendidikan orang lain. Hal ini tercermin dalam firman Allah sebagai berikut :
$pkš‰r'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% öä3|¡àÿRr& öä3‹Î=÷dr&ur #Y‘$tR $ydߊqè%ur â¨$¨Z9$# äou‘$yfÏtø:$#ur $pköŽn=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâŸxÏî ׊#y‰Ï© žw tbqÝÁ÷ètƒ ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtƒur $tB tbrâsD÷sムÇÏÈ
Artinya :
”Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.
Di Indonesia
pendidikan disebut juga guru yaitu ”orang yang digugu dan ditiru”. Menurut Hadari
Nawawi guru adalah orang-orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran
di sekolah atau di kelas. Lebih khususnya diartikan orang yang bekerja dalam
bidang pendidikan dan pengajaran, yang ikut bertanggung jawab dalam membentuk
anak-anak mencapai kedewasaan masing-masing.
Di dalam
undang-undang sistem pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 dibedakan antara
Pendidik dengan tenaga kependidikan. Tenaga kependidikan adalah anggota
masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan
pendidikan. Sedangkan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widya iswara, tutor, instruktur.
Fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta
partisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.[4][4]
5. Konsep Anak Didik
Peserta didik merupakan salah
satu komponen dalam sistem pendidikan Islam. Peserta didik merupakan ”raw
material” (bahan mentah) di dalam proses transformasi yang disebut pendidikan.
Berbeda dengan komponen-komponen lain dalam sistem pendidikan karena kita
menerima ”materi” ini sudah setengah jadi, sedangkan komponen-komponen lain
dapat dirumuskan dan disusun sesuai dengan keadaan fasilitas dan kebutuhan yang
ada.
Peserta didik secara formal
adalah orang yang sedang berada pada fase pertumbuhan dan perkembangan baik
secara fisik maupun psikis pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri dari
seseorang peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik. Pertumbuhan
menyangkut fisik, perkembangan menyangkut psikis.
Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No.
20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, peserta didik adalah anggota
masyarakat yang beruaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada
jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
1) Peserta didik
bukanlah miniatur orang dewasa tetapi memiliki dunianya sendiri
2) Peserta didik
memiliki periodisasi perkembangan dan pertumbuhan
3) Peserta didik
adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan, individu baik disebabkan oleh
faktor bawaan maupun lingkungan dimana ia berada
4) Peserta didik
merupakan dua unsur utama jasmani dan rohani, unsur jasmani memiliki daya fisik
dan unsur rohani memiliki daya akal hati nurani dan nafsu
5) Peserta didik
adalah manusia yang mempunyai potensi atau fitrah yang dikembangkan dan
berkembang secara dinamis sebagaimana yang dijelaskan di dalam Hadits sahih
yang Artinya :
Setiap anak dilahirkan dalam
keadaan fitroh (suci, bersih) maka orang tualah yang akan menjadikannya yahudi,
nashrani, maupun majusi (HR Buhari dan
Muslim)
Di dalam proses pendidikan
peserta didik disamping sebagai objek juga sebagai subyek. Oleh karena itu agar
seorang pendidik berhasil dalam pendidikan, maka ia harus memahami peserta
didik dengan segala karakteristiknya. Diantara aspek yang harus dipahami oleh
pendidik yaitu (1) kebutuhan, (2) dimensi-dimensinya, (3) intelegensinya, (4)
kepribadiannya.
6. Konsep Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum merupakan salah satu
komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan. Karena itu
kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan Islam dan sekaligus
sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat
pendidikan.
Secara etimologis, kurikulum
berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curare
berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olah
raga pada zaman romawi kuni di Yunani. Yang mengandung
pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai
garis finish.[6][6] Sedangkan
dalam bahasa arab biasa diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan yang
terang yang dilalui manusia pada berbagai bidang kehidupan.[7][7]
Dalam pengertian selanjutnya
kurikulum tidak hanya terbatas pada program pendidikan namun juga dapat
diartikan menurut fungsinya :
1) Kurikulum
sebagai program studi
2) Kurikulum
sebagai konten
3) Kurikuluem
sebagai kegiatan berencana
4) Kurikulum
sebagai hasil belajar
5) Kurikulum
sebagai reproduksi kultural
6) Kurikulum
sebagai pengalaman belajar
7) Kurikulum
sebagai peoduksi
Mengingat bahwa fungsi kurikulum
dalam proses pendidikan adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan,
maka hal ini berarti bahwa sebagai alat pendidikan, kurikulum memiliki
bagian-bagian penting dan penunjang yang dapat mendukung operasinya dengan
baik. Bagian-bagian ini disebut komponen yang saling berkaitan berinteraksi
dalam upaya mencapai tujuan.
1) Tujuan-tujuan
yang ingin dicapai oleh pendidikan itu
2) Pengetahuan
(knowledge) informasi-informasi, data-data, aktifitas-aktifitas dan
pengalaman-pengalaman dari mana terbentuk kurikulum
3) Metode dan cara-cara
mengajar yang dipakai oleh guru-guru untuk mengajar dan memotivasi murid untuk
membawa mereka ke arah yang dikehendaki oleh kurikulum.
4) Metode dan
cara penilaian yang dipergunakan dalam mengukur dan menilai kurikulum dan hasil
proses pendidikan yang direncanakan kurikulum tersebut.
Kurikulum yang baik dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan islam adalah yang bersifat integrated dan
komprehensif serta menjadikan al Qur’an dan hadits sebagai sumber utama
dalam penyusunannya. Al Qur’an dan hadits merupakan sumber utama pendidikan
islam berisi kerangka dasar yang dapat dijadikan sebagai acuan operasional
penyusunan dan pengembangan kurikulum pendidikan Islam.
BAB III
PENUTUP
Sebagai
penutup dalam penulisan makalah ini, penulis menyimpulkan segala apa yang
penulis bahas di atas agar dapat dengan mudah memberikan gambaran tentang isi
makalah ini secara keseluruhan.
1. Adapun
kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Pengertian
pendidikan Islam adalah pendidikan yang berdasarkan Islam
b. Tujuan
pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
§ Sebagai Hamba Allah
§ Manusia yang baik
§ Manusia yang berakhlak mulia
§ Manusia sempurna
c. Ruang lingkup
pendidikan islam adalah :
§ Perbuatan mendidik
§ Pendidik (guru)
§ Dasar dan tujuan pendidikan islam
§ Anak didik (murid)
§ Materi pendidikan Islam
§ Metode pendidikan islam
§ Evaluasi pendidikan
§ Alat-alat pendidikan Islam
d. Konsepsi
pendidik (guru) adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, kosnelor dll
e. Konsepsi anak
didik (murid) adalah salah satu komponen dalam sistem pendidikan Islam
f. Konsepsi
kurikulum adalah : kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat
menentukan dalam suatu sistem pendidikan
2. Saran-saran
Saran yang ingin penulis
sampaikan melalui penulisan makalah ini tidak lain agar bermanfaat bagi kaum
msulimin pada umumnya dan bagi penulis pribadi khususnya. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif
Islam, PT. Remaja Rosda Karya : Bandung, 2001
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, CV.
Pustaka Setia, Bandung, 1998
Muhammad Fadhil al-Samati, Tarbiyah al-Insan
al-Jadid, Al Tunisiyah: Al Syarikah, tt
Undnag-Undang Sisdiknas 2003, UU RI No. 20 tahun
2003, Jakarta : Sinar Grafika 2003
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, Suatu
Analisa Psikologi dan Pendidikan, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1989
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta :
Kalam Mulia, 2008
http://aanchoto.com/ilmu-pendidikan-islam.html/ Diakses
Pada Tanggal 4 April 2013
[2][2] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam
dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991), hal. 50
[3][3] Muhammad Fadhil al-Jamali, Farbiah al
Insan al-Jadid, (Al Tunisiyah: Al-Syarikhah, tt), h. 74
[6][6] Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi
Pendidikan (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1986), hal 176
You should see how my partner Wesley Virgin's tale starts in this shocking and controversial VIDEO.
ReplyDeleteWesley was in the army-and soon after leaving-he found hidden, "MIND CONTROL" secrets that the CIA and others used to get anything they want.
These are the EXACT same tactics many famous people (especially those who "became famous out of nothing") and elite business people used to become rich and famous.
You've heard that you use only 10% of your brain.
Really, that's because the majority of your brainpower is UNTAPPED.
Perhaps this conversation has even taken place IN YOUR own mind... as it did in my good friend Wesley Virgin's mind around 7 years ago, while riding an unregistered, beat-up bucket of a vehicle without a license and with $3 on his banking card.
"I'm very fed up with living check to check! When will I get my big break?"
You've been a part of those those conversations, ain't it right?
Your very own success story is going to start. All you have to do is in YOURSELF.
CLICK HERE TO LEARN WESLEY'S SECRETS