Saturday, September 19, 2015

Aspek – Aspek yang Mempengaruhi Akhlak

Makalah ke-4
                                      

Aspek – Aspek yang
Mempengaruhi Akhlak





Makalah ini disusun dan dipresentasikan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Akhlak Tasawuf

Dosen pengampu: H. Facthurrochman, M. Pd.


Disusun oleh:
1.     Hayatul Fikri
2.     Haerul Latipah
3.     Husrin
4.     Banatus Sholihah

Kelas: 2c Tarbiyah dan Syari’ah



Sekolah Tinggi Agama Islam Sufyan Tsauri
( STAIS ) MAJENANG
Jl.Kh.Sufyan Tsauri Po.Box 18 Cibeunying
Tlp. (0280)-623562 Majenang 53257

 2015




KATA PENGANTAR
            Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah untuk kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf.
            Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak H. Facthurrochman, M.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah Akhlak Tasawuf dan  rekan-rekan yang telah ikut serta dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Alhamdulillah makalah ini telah selesai dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Adapun makalah ini berjudul “ Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Akhlak ”.  
            Dengan terbentuknya makalah ini semoga bermanfaat untuk kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan perlu untuk diperbaiki. Maka dari itu, untuk para pembaca kami senantiasa  menerima kritik dan saran dari Anda semua.


Majenang, 1 Mei  2015

Tim Penyusun






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………... i
DAFTAR ISI………………………………………………………………   ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………   1
            A.  Latar Belakang Masalah……………………………………..     1
            B.  Tujuan Penulisan……………………………………………..     1
            B.  Rumusan Masalah……………………………………………     1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………….   2
            A.   Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Akhlak………………..    2
                   1.  Insting……………………………………………………….  2
                   2.  Pembawaan…………………………………………………. 3
                   3.  Lingkungan…………………………………………………  4
                   4.  Kebiasaan…………………………………………………….     5
                   5.  Kehendak…………………………………………………… 5
                   6.  Pendidikan…………………………………………………….   6
BAB III PENUTUP…………………………………………………………..7
            A. Kesimpulan………………………………………………………..7
            B. Sara………………………………………………………………..     8
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..    9





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Berbicara masalah pembentukan akhlak sama berbicara masalah tujuan pendidikan, karena banyak sekali dijumpai pendapat para ahli yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah tujuan akhlak. Menurut muhammah athiyah al-abrasyi yang dikutip oleh abudin nata mengatakan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa dan tujuan pendidikan islam. Demikian pula ahmad D. Marimba bahwa tujuan utama pendidikan islam adalah identik dengan tujuan hidup setiap muslim, yaitu menjadi hamba Allah, yaitu hamba yang percaya dan menyerahka diri kepadanya dengan memeluk agama islam.
Namun sebelum itu masih ada masalah yang perlu kita dudukkan dengan seksama, yaitu apakah akhlak dapat dibentuk atau tidak? Jika dapat dibentuk apa alasannya dan bagaimana caranya? Dan jika tidak, apa pula alasannya dan bagaimana pula alasannya.

B.     Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar para mahasiswa bisa memahami kriteria akhlak mulia dan faktor apa saja yang bisa mempengaruhi pembentukan akhlak mulia, dengan harapan agar kedepannya para pembaca bisa memiliki akhlaqul karimah.

C.     Rumusan Masalah
Untuk mencapai akhlak yang mulia dipengaruhi oleh beberapa factor, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana deskripsi aspek-aspek yang mempengaruhi pembentukan akhlak ?
2.      Adakah pengaruh antara insting, pola dasar bawaan, lingkungan, kebiasaan, kehendak, pendidikan dengan pembentukan akhlak seseorang ?



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Aspek – Aspek Yang Mempengaruhi Akhlak
Menurut H. A. Mustafa bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak ada 6, yaitu insting, pola dasar bawaan, lingkungan, kebiasaan, kehendak dan pendidikan.
1.      Insting
Insting berasal dari bahasa inggris yaitu instinct yang artinya naluri. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia Insting yaitu pola tingkah laku yg bersifat turun-temurun yg dibawa sejak lahir, insting bisa disebu juga naluri atau garizah.
Para Psikolog menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku antara lain adalah:
a.       Naluri Makan (nutrive instinct). Manusia lahir telah membawa suatu hasrat makan tanpa didorang oleh orang lain. 
b.      Naluri Berjodoh (seksual instinct). Diterangkan dalam Al – quran surat Ali Imran ayat 14 :

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلْبَنِينَ وَٱلْقَنَٰطِيرِ ٱلْمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلْفِضَّةِ وَٱلْخَيْلِ ٱلْمُسَوَّمَةِ وَٱلْأَنْعَٰمِ وَٱلْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلْمَـَٔابِ
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak [186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
[186]  yang dimaksud dengan binatang ternak di sini ialah binatang-binatang yang termasuk jenis unta, lembu, kambing dan biri-biri.
Kalimat yang dimaksud untuk naluri berjodoh ini pada kata-kata ini :
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak".

c.       Naluri Keibubapakan (peternal instinct). Tabiat kecintaan orang tua kepada anaknya dan sebaliknya kecintaan anak kepada orang tuanya.
d.      Naluri Berjuang (combative instinct). Tabiat manusia untuk mempertahnkan diri dari gangguan dan tantangan. Jika seseorang diserang oleh musuh, maka ia akan membela dirinya.
e.       Naluri Bertuhan. Tabiat manusia mencari dan merindukan penciptanya yang memberikan rahmat kepadanya. Naluri ini disalurkan dalam naluri beragama. Naluri manusia itu merupakan paket yang secara fitrah sudah ada dan tanpa perlu dipelajrari terlebih dahulu.
Selain kelima insting tersebut, masih banyak lagi insting yang sering dikemukakan oleh para ahli psikologi, misalnya :
·         Insting ingin tahu dan memberitahu
·         Insting suka bergaul
·         Insting suka meniru
·         Insting takut dan lain- lain.
Dengan potensi naluri itulah manusia dapat memproduk aneka corak  perilaku sesuai pula dengan corak instingnya dan prilaku seseorang akan mencerminkan akhlaknya.
2.      Pembawaan
Pembawaan adalah seluruh kemungkinan-kemungkinan atau kesanggupan-kesanggupan (potensi) yang terdapat pada seorang individu dan selama masa perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan.
Secara individu kepribadian Muslim mencerminkan cirri khas yang berbeda. Ciri khas tersebut diperolah berdasarkan potensi bawaan. Dengan demikian secara potensi (pembawaan) akan dijumpai adanya perbedaan kepribadian antara seorang muslim dengan muslim lainnya. Namun perbedaan itu terbatas pada seluruh potensi yang mereka miliki, berdasarkan factor pembawaan masing-masing meliputi aspek jasmani dan rohani. Pada aspek jasmani seperti perbedaan bentuk fisik, warna kulit, dan cirri-ciri fisik lainnya. Sedangkan pada aspek rohaniah seperti sikap mental, bakat, tingkat kecerdasan, maupun sikap emosi.
3.      Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.
Lingkungan ada 2 macam:
a.       Lingkungan Alam
Alam yang melingkupi manusia merupakan faktor yang mempengaruhi dan menentukan tingkah laku seseorang. Lingkungan alam mematahkan atau mematangkan pertumbuhn bakat yang dibawa oleh seseorang.
Pada zaman Nabi Muhammad pernah terjadi seorang badui yang kencing di serambi masjid, seorang sahabat membentaknya tapi nabi melarangnya. Kejadian diatas dapat menjadi contoh bahwa badui yang menempati lingkungan yang jauh dari masyarakat luas tidak akan tau norma-norma yang berlaku.
b.      Lingkungan Pergaulan
Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Itulah sebabnya manusia harus bergaul. Oleh karena itu, dalam pergaulan akan saling mempengaruhi dalam fikiran, sifat, dan tingkah laku. Lingkungan pergaulan dapat dibagi menjadi beberapa faktor:
·         Lingkungan dalam rumah tangga, lingkungan ini sangat mempengaruhi akhalak anak karena lingkungan yang pertama sekali yang dimasuki adalah lingkungan ini. Anggota keluarga seperti: Ayah, Ibu, Kakak, Adik, dan lain-lain.
·         Lingkungan sekolah, setelah anak memasuki usia sekolah maka ia akan dihadapkan pada lingkungan baru, teman-teman baru, suasana baru, materi palajaran yang baru.
·         Lingkungan  yang bersifat umum ini adalah lingkungan masyarakat luas. Bilaseseorang yang hidup dalam masyarakat yang tertip teratur, maka ia akan ikut menjadi tertib dan teratur.
Dewasa ini banyak remaja yang terjerumus dalam pergaulan bebas dalam hal ini perlu perbaikan dalam.
·         Menigkatkan  keharmonisan keluarga.
·         Membina lingkungan sosial yang sehat.
·         memberikan soeri tauladan yang baik.

4.      Kebiasaan
Kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan.
Segala perbuatan, baik atau buruk, akan menjadi adat kebiasaan karena dua faktor:
·         kesukaan hati kepada sesuatu pekerjaan
·         menerima kesukaan itu dengan melahirkan sesuatu perbuatan, dan dengan di ulang- ulang .
Orang yang hanya melakukan tindakan dengan cara berulang-ulang tidak ada manfaatnya dalam pembentukan kebiasaan. Tetapi hal ini harus dibarengi dengan perasaan suka didalam hati. Dan sebalikanya tidak hanya senang atau suka hati saja tanpa diulang-ulang tidak akan menjadi kebiasaan. Maka kebiasaan dapat tercapai karena keinginan hati dan dilakukan berulang-ulang.

5.      Kehendak
Kehendak  (bahasa Inggris: will) adalah kemampuan yang dimiliki seseorang atau sesuatu makhluk untuk membuat pilihan secara sukarela, bebas dari segala kendala ataupun tekanan yang ada. Salah satu kekuatan yang berlindung di balik tingkah laku manusia adalah kemauan keras atau kehendak. Kehendak ini adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Kehendak ini merupakan kekuatan dari dalam. Itulah yang menggerakkan manusia berbuat dengan sungguh-sungguh. Seseorang dapat bekerja sampai larut malam dan pergi menuntut ilmu di negeri yang jauh berkat kekuatan ‘azam (kemauan keras).
Demikianlah seseorang dapat mengerjakan sesuatu yang berat dan hebat memuat pandangan orang lain karena digerakkan oleh kehendak. Dari kehendak itulah menjelma niat yang baik dan yang buruk, sehingga perbuatan atau tingkah laku menjadi baik dan buruk karenanya.
6.      Pendidikan
Dunia pendidikan, sangat besar sekali pengaruhnya terhadap perubahan perilaku, dan akhlak seseorang. Bebagai ilmu diperkenalkan agar siswa memahaminya dan dapat melakukan suatu perubahan pada dirinya. Begitu pula apabila, siswa diberi pelajaran “AKHLAK”, maka memberi tahu bagaimana seharusnya manusia itu bertingkah laku, bersikap terhadap sesamanya, dan pernciptanya(Tuhan).
Dengan demikian , strategis sekali dikalangan pendidiakn dijadikan pusat perilaku dari yang kurang baik untuk diarahkan menuju keperilaku yang baik. Maka dibutuhkan beberapa unsur dalam pendidikan, untuk bisa dijadikan agent perubahan sikap dan perilaku manusia.
Dari tenaga pendidik (pengajar) perlu memiki kemampuan profesionallitas dalam bidangnya. Dia harus mampu memberikan wawasan, materi, mengarahkan dan membimbing anak didiknya, ke hal yang baik. Dengan penuh perhatian, sabar, ulet, tekun, dan berusaha terus menerus, pengajar hendaknya melakukan pendekatan psikologis.
Unsur lain yang perlu diperhatikan adalah materi pengajaran. Apabila materi pengajaran yang disampaikan oleh pendidik menyimpang dan mengarah ke perubahan perilaku yang menyimpang, inilah suatu keburukan dalam pendidikan. Tetapi sebaliknya, apabila materinya baik dan benar setidaknya siswa akan terkesan dalam sanubari pribadinya. Bekasan materi itu akan memotivasi bagaimana harus bertindak yang baik dan benar. Penguasaan metodologis pengajaran yang dilakukan pendidik juga akan berperan aktif dalam mempengaruhi akhlak siswa.





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa aspek – aspek yang mempengaruhi akhlak seseorang yaitu :
Ø  Insting
Dengan potensi naluri itulah manusia dapat memproduk aneka corak  perilaku sesuai pula dengan corak instingnya dan prilaku seseorang akan mencerminkan akhlaknya.
Ø  Pembawaan
Pembawaan adalah seluruh kemungkinan-kemungkinan atau kesanggupan-kesanggupan (potensi) yang terdapat pada seorang individu dan selama masa perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan.
Ø  Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.
Ø  Kebiasaan
Kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan.
Ø  Kehendak
Kehendak  (bahasa Inggris: will) adalah kemampuan yang dimiliki seseorang atau sesuatu makhluk untuk membuat pilihan secara sukarela, bebas dari segala kendala ataupun tekanan yang ada.
Ø  Pendidikan
Dunia pendidikan, sangat besar sekali pengaruhnya terhadap perubahan perilaku, dan akhlak seseorang. Bebagai ilmu diperkenalkan agar siswa memahaminya dan dapat melakukan suatu perubahan pada dirinya.
Semua aspek di atas besar pengaruhnya terhadap pembentukan akhlak seseorang.


B.     Saran
Makalah ini kami akui masih banyak banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.













DAFTAR PUSTAKA


Deswita, Akhlak Tasawuf,   (Batusangkar : STAIN Batusangkar Press, 2010)
Zahrudin,  Pengantar Studi Akhlak, ( Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada ,  2004 )
 Mustofa,  Akhlak tasawuf , (Bandung: Pustaka Setia, 1999) h. 110

1 comment: