Makalah BTA/PPI ke-6
IMPLEMENTASI
METODE QIRO’ATI DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR’AN
Makalah ini
diajukan guna melengkapi Tugas Terstruktur serta menambah kecakapan Pengetahuan
pada mata kuliah “BTA/PPI”
Dosen Pengampu:
Khotibul Umam, S.Sos.I,M.Si
Disusun oleh:
1. HUSRIN
(143150133)
2. IIN
ERLINA(143050453)
3. LINDAWATI
(143150142)
4. LINATUN
MASLAHAH (143050464)
5. SITI FAIDAH
(143050481)
Kelas: II C
Tarbiyah/Syari’ah
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
SUFYAN TSAURI
( STAIS)
JL. K.H Sufyan Tsauri
CibeunyingTlp. (0280) 623562 Majenang 53257
Tahun Akademik 2014/2015
KATA PENGANTAR
Tiada yang
lebih patut menjadi tempat memanjatkan puji syukur selain
Alloh swt. Karena berkat rahmat dan hidayah –Nya,
sehingga makalah yang
berjudul“ IMPLEMENTASI METODE QIRO’ATI DALAM PEMBELAJARAN
AL-QUR’AN” dapat kami selesaikan
dengan lancar. Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Baca
Tulis Al-Qur’an (BTA)dan ”yang
dibimbing oleh Khotibul Umam, S.Sos.I,M.Si. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memfasilitasi dalam proses penyusunan.
Adapun
maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah menjelaskan bagaimana
sejarah munculnya metode qiro’ati yang menjadi salah satu metode dalam
pembelajaran Al-Qur’an. Serta pengertian dari metode tersebut dan menelaah
kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya di jenjang pendidikan Al-qur’an.
Maka dari itu,
besar harapan kami dengan tersusunnya makalah ini, para pembaca dapat
mempelajari dan menerapkan metode qiro’ati dalam pembelajaran Al-Qur’an.
Namun Tak ada gading yang tak retak, begitupun kami menyadari dalam
penulisan dan penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran
dari para pembaca, guna menyempurnakan di masa mendatang.
Majenang, 25 Maret
2015
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR
BELAKANG
Pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan, tanpa adanya
pendidikan seorang anak tidak bisa berkembang. Pendidikan adalah bagian dari
upaya untuk membantu manusia memperoleh kehidupan yang bermakna hingga
diperoleh suatu kebahagian hidup, baik secara individu maupun kelompok
(Jalaluddin,2001:79). Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional mendefinisikan pendidikan sebagai “usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki muatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Hal ini berarti bahwa
pendidikan merupakan suatu proses atau upaya sadar untuk menjadikan manusia ke
arah yang lebih baik. Banyak metode-metode yang diterapkan pada setiap lembaga
pendidikan dan mempunyai persamaan dan perbedaan dalam memilih metodenya. Tidak
hanya dalam pembelajaran ilmu umum saja yang menggunakan metode tertentu dalam
kegiatannya, dalam pembelajaran Al-qur’an pun banyak ditemukan metode-metode
yang dapat menunjang para santrinya agar bisa dengan cepat membaca Al-qur’an.
Salah satunya adalah metode Qiro’ati. Metode ini mengedepankan tekhik membaca
Al-Quran yang
langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan qoidah ilmu
tajwid. Namun, banyak juga yang belum paham betul dengan keberadaan metode
Qiro’ati. Untuk itu, kami akan sedikit membahas mengenai penerapan metode
tersebut dalam pembelajaran Al-Quran.
- RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka dapat dibuat rumusan masalahnya sebagai berikut:
1.
Bagaimana
sejarah awal perkembangan Qiro’ati?
2.
Apa yang
dimaksud dengan metode Qiro’ati?
3.
Bagaimana langkah-langkah
penerapan metode Qiro’ati dan strategi pengajarannya?
4.
Apa saja
kelebihan dan kekurangan metode Qiro’ati dalam pembelajaran Al-qur’an?
- TUJUAN
Adapun
tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu:
1.
Mendeskripsikan
sejarah tentang Qiro’ati;
2.
Menjelaskan apa
yang dimaksud dengan metode Qiro’ati
3.
Menjelaskan
mengenai langkah-langkah penerapan metode
Qiro’ati dan strategi pengajarannya;
4.
Menelaah
kelebihan dan kekurangan dari metode Qiro’ati.
BAB II
PEMBAHASAN
Berawal dari ketidakpuasan dan prihatin melihat
proses belajar mengajar Al- Quran di
madrasah, mushala, masjid dan lembaga masyarakat muslim yang pada umumnya belum
dapat membaca AI Ouran dengan baik dan benar, Almarhun KH. Dachlan Salim
Zarkasyi, tergugah untuk melakukan pengamatan dan mengkaji secara seksama
lembaga-lembaga di atas dimana ternyata metode yang dipergunakan oleh para guru
dan pembimbing Al Quran dinilai lamban, ditambah sebagian guru ngaji (ustadz)
yang masih asal-asalan mengajarkan Al Quran sehingga yang diperoleh kurang
sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
Hal itulah yang mendorong Almarhum K.H. Dachlan
Salim Zarkasyi pada tahun 1963 memulai menyusun metode baca tulis Al Quran yang
sangat praktis. Berkat Inayah Allah beliau telah menyusun 10 jilid yang dikemas
sangat sederhana. Almarhum KH. Dachlan Salim Zarkasyi dalam perjalanan menyusun
metode baca tulis Al Quran sering melakukan studi banding keberbagai pesantren
dan madrasah Al Quran hingga beliau sampai ke Pesantren Sedayu Gresik Jawa
Timur (tepatnya pada bulan Mei 1986) yang pada saat itu dipimpin oleh Almukarram
K.H. Muhammad. Almarhum K.H. Dachlan Salim Zarkasyi tertarik untuk melakukan
studi banding sekaligus bersilaturahmi ke Pesantren Sedayu Gresik, karena TK Al
Quran balitanya (4-6 tahun), yang dirintis oleh K.H. Muhammad sejak tahun 1965
dengan jumlah muridnya 1300 siswa yang datang dari berbagai kepulauan yang ada
di Indonesia. Maka dapat disimpulkan TK Al Quran Sedayu adalah TK Al Quran
pertama di Indonesia bahkan di dunia.
Sebulan setelah silaturahmi ke Pesantren Sedayu Gresik tepatnya pada tanggal 1 Juli 1986 , KH. Dachlan Salim Zarkasyi mencoba membuka TK Al Quran yang sekaligus mempraktekan dan mengujikan metode yang disusunnya sendiri dengan target rancana 4 tahun seluruh muridnya akan khatam Al Quran. Berkat Inayah Allah SWT., diluar dugaan dalam perjalanan 7 bulan ada beberapa siswa yang telah mampu membaca beberapa ayat Al Quran, serta dalam jangka waktu 2 tahun telah menghatamkan Al Quran dan mampu membaca dengan baik dan benar (bertajwid).
TK Al Quran yang dipimpinnya makin dikenal keberbagai pelosok karena keberhasilan mendidik siswa-siswinya. Dari keberhasilan inilah banyak yang melakukan studi banding dan meminta petunjuk cara mengajarkan metode yang diciptakannya. K.H. Dachlan Salim Zarkasyi secara terus-menerus melakukan evaluasi dan meminta penilaian dah para Kyai Al Quran atas motode yang diciptakannya.
Atas usul dari Ustadz A. Djoned dan Ustadz Syukri Taufiq, metode ini diberi istilah dengan nama "QIRAATI" dibaca "QIROATI" yang artinya BACAANKU (pada saat itu ada 10 jilid)
Sebulan setelah silaturahmi ke Pesantren Sedayu Gresik tepatnya pada tanggal 1 Juli 1986 , KH. Dachlan Salim Zarkasyi mencoba membuka TK Al Quran yang sekaligus mempraktekan dan mengujikan metode yang disusunnya sendiri dengan target rancana 4 tahun seluruh muridnya akan khatam Al Quran. Berkat Inayah Allah SWT., diluar dugaan dalam perjalanan 7 bulan ada beberapa siswa yang telah mampu membaca beberapa ayat Al Quran, serta dalam jangka waktu 2 tahun telah menghatamkan Al Quran dan mampu membaca dengan baik dan benar (bertajwid).
TK Al Quran yang dipimpinnya makin dikenal keberbagai pelosok karena keberhasilan mendidik siswa-siswinya. Dari keberhasilan inilah banyak yang melakukan studi banding dan meminta petunjuk cara mengajarkan metode yang diciptakannya. K.H. Dachlan Salim Zarkasyi secara terus-menerus melakukan evaluasi dan meminta penilaian dah para Kyai Al Quran atas motode yang diciptakannya.
Atas usul dari Ustadz A. Djoned dan Ustadz Syukri Taufiq, metode ini diberi istilah dengan nama "QIRAATI" dibaca "QIROATI" yang artinya BACAANKU (pada saat itu ada 10 jilid)
K.H. Dachlan Salim Zarkasyi sangat didukung
oleh para Kyai umul Quran, walaupun menurut penuturannya beliau ini bukanlah
santri namun kehidupannya selalu dekat dengan para Kyai sehingga tampak
tawadu', mukhtish dan berwibawa.
Atas restu para Kyai metode Qiroati selanjutnya menyebar luas dan digunakan sebagai materi dasar dalam pengajaran baca tulis Al Quran di masjid, madrasah, TKA, TPA, TPQ, Pesantren dan Sekolah Umum.
Qiroati diminati oteh mayoritas para pendidik Al Ouran dikarenakan memiliki beberapa perbedaan dengan metode lain diantaranya :
Atas restu para Kyai metode Qiroati selanjutnya menyebar luas dan digunakan sebagai materi dasar dalam pengajaran baca tulis Al Quran di masjid, madrasah, TKA, TPA, TPQ, Pesantren dan Sekolah Umum.
Qiroati diminati oteh mayoritas para pendidik Al Ouran dikarenakan memiliki beberapa perbedaan dengan metode lain diantaranya :
- Berkesinambungan antara halaman
ke halaman berikutnya.
- Berkesinambungan antara jilid
satu dan seterusnya
- Disesuaikan dengan usia para
pelajar Al Quran
- Kata dan kalimatnya tidak
keluar kaidah ayat-ayat Al Quran tidak kedaerahan
- Setiap Pokok Bahasan sudah
diterapkan ilmu Tajwid
- Dilengkapi Petunjuk mengajar
setiap Pokok Bahasan
- Dilengkapi Buku Gharib,
Musykilat dan Tajwid Praktis
- Sangat mudah untuk diucapkan
Dari tahun ketahun perkembangan Qiraati makin meluas keseluruh pelosok negeri bahkan di beberapa negara asing tercatat sampai tahun 2000 telah masuk kenegara Australia, Malaysia, Brunei Darusalam, Singapura.
Dari perkembangan tersebut Almarhum K,H. Dachlan Salim Zarkasyi tidak terlalu gembira bahkan merasa khawatir karyanya ini disalah gunakan yang berbau bisnis belaka, untuk itu pada tahun 1990 beliau mengundang seluruh kepala TKA/TPA dan Lembaga yang mempergunakan Qiroati pada suatu acara Silatnas Nasional untuk mentashhih ulang para kepala TKA/TPA dan pengelola Qiroati sekaligus menunjuk Koordinator tingkat Propinsi dan Kota Besar yang ada di Indonesia, Dari hasil Silatnas Qiroati tersebut ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi, yang merupakan amanat untuk seluruh pengguna Qiroati, diantaranya :
- Saya tidak ingin menyebarkan
luaskan Qiroati tetapi ingin menyebarkan ilmu Qiroati yang saya
ijazahkan."
- Qiroati tidak untuk
diperjualbelikan secara bebas.
- Siapa saja boleh belajar dan
mengaiarkan Qiroati dengan syarat mau ditashhih.
Metode Qiro’ati adalah suatu metode membaca
Al-Qur’an yang langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai
dengan qoidah ilmu tajwid. Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa dalam
metode qiro’ati terdapat dua pokok yang mendasari yakni :membaca Al-Qur’an
secara langsung dan pembiasaan pembacaan dengan tartil sesuai dengan ilmu
tajwid .membaca Al-Qur’an secara langsung maksudnya adalah dalam pembacaan
jilid ataupun Al-Qur’an tidak dengan cara mengejah akan tetapi dalam membacanya
harus secara langsung. Metode Qiroati merupakan metode yang yang bisa dikatakan
metode membaca al-qur'an yang ada di Indonesia, yang terlepas dari pengaruh
arab. Metode ini pertama kali disusun pada tahun 1963, hanya saja pada waktu
itu buku metode qiroati belum disusun secara baik. Dan hanya digunakan untuk
mengajarkan anaknya dan beberapa anak disekitar rumahnya, sehingga sosialisasi
metode qiroati ini sangat kurang.
Berasal dari metode qiroati inilah kemudian
banyak sekali bermunculan metode membaca al-qur'an seperti metode Iqro', metode
An- Nadliyah, metode Tilawaty, metode Al-Barqy dan lain sebagainya. Diawal
penyusunan metode qiroati ini terdiri dari 6 jilid, dengan ditambah satu jilid
untuk persiapan (pra-TK), dan dua buku pelengkap dan sebagai kelanjutan dari
pelajaran yang sudah diselesaikan, yaitu juz 27 serta ghorib Musykilat
(kata-kata sulit).
Adapun langkah-langkah dalam
penerapan metode qiro’ati meliputi:
1.
Praktis Artinya : langsung (tidak dieja)
Contoh
: أَ بَ
baca, A-BA (bukan Alif fatha A, Ba fatha BA), dan dibaca pendek. Jangan di baca
panjang Aa Baa, atau Aa Ba atau, A Baa
2.
Sederhana
Artinya
: kalimat yang dipakai menerangkan diusahakan sederhana asal dapat difahami,
cukup memperhatikan bentuk hurufnya saja, jangan menggunakan keterangan yang
teoritis/devinitif. Cukup katakan : Perhatikan ini ! بَ Bunyinya = BA Cukup
katakan : Perhatikan titiknya !. ini BA, ini TA, dan ini TSA. Dalam
mengajarkan pelajaran gandeng, jangan mengatakan : “ini huruf didepan, ditengah
atau dibelakang”, contohnya seperti : م – مَ / ه – ه Cukup katakan : semua sama bunyinya,
bentuknya memang macam-macam
.
Yang penting dalam mengajarkan
Qiroaty adalah bagaimana anak biasa membaca dengan benar. Bukan masalah
otak-atik tulisan, oleh karena itu disini tidak diterangkan tentang huruf yang
bisa di gandeng dan yang tidak. Sederhana saja !
3.
Sedikit Demi Sedikit, Tidak Menambah Sebelum Bisa Lancar
Mengajar
Qiroati tidak boleh terburu-buru, ajarkan sedikit demi sedikit asal benar,
jangan menambah pelajaran baru sebelum bisa dengan lancar, bacaan terputus-putus.
Guru yang kelewat toleransi terhadap anak degan mengabaikan disiplin petunjuk
ini akibatnya akan berantakan, sebab pelajaran yang tertumpuk dibelakag
menjadai beban bagi anak, ia justru bingung dan kehilangan gairah belajar. Jika
disuruh mengulang dari awal jelas tidak mungkin, ia akan malu, dan akhirnya ia
akan enggan pergi belajar. Guru yang disiplin dalam menaikkan pelajaran
hasilnya akan menyenangkan anak itu senduiri, semakin tinggi jilidnya semakin
senang, karena ia yakin akan kemampuannya, dan insyaallah akan tambah semangat
menuntaskan pelajarannya. Disiplin ini memang mengundang reaksi besar baik dari
santri maupun dari wali santri, oleh karenanya guru dituntutdapat berpegang
teguh, tidak kehilangan cara dengan mengorbankan disiplin tersebut. Disinilah
perlu adanya seni mengajar itu.
4.
Merangsang Murid
Untuk Saling Berpacu
Setelah
kita semua tau mengajarkan Qiroaty tidak boleh menambah pelajaran baru sebelum
bisa membaca dengan benar dan cepat, maka cara yang tepat adalah menciptakan
suasana kompetisi dan persaingan sehat dalam kelas, cara ini insya Allah akan
memacu semangat dan mencerdaskan anak. KH. Daahlan telah merintis agar terjadi
suasana ini dalam sekolah dengan terbaginya buku Qiroaty dalam bentuk berjilid,
karena secara otomatis setiap anak naik jilid semangat dan gairah ikut kembali baru
pula. Kenaikan kelas sebaikya diadakan beberapa bulan sekali dengan menggunakan
standar pencapaian pelajaran Qiroaty, karena dengan demikian anak yang
tertinggal dalam kelas akan malu dengan sendirinya.
5.
Tidak
Menuntun Untuk Membaca
Seorang
guru cukup menerangkan dan membaca berulang-ulang pokok bahasan pada setiap
babnya sampai anak mampu membaca sendiri tanpa dituntun latihan di bawahnya.
Metode ini bertujuan agar anak faham terhadap pelajrannya, tidak sekedar hafal.
Karena itu guru ketika mengetes kemampuan anak boleh dengan cara
melompat-lompat, tidak urut mengikuti baris tulisan yang ada. Apabila dengan
sangat terpaksa guru harus dengan menuntun, maka dibolehkan dalam batas 1
sampai 2 kata saja. Metode ini pada awal dekade 1980 an, oleh kalangan
pendidikan dikenal dengan istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif).
6.
Waspada
Terhadap Bacaan Yang Salah
Anak
lupa terhadap pelajaran yang lalu itu soal biasa dan wajar, anak lupa dan guru
diam itulah yang tidak wajar. Terlalu sering anak membaca salah saat ada guru
dan gurunya diam saja, maka bacaan salah itu akan dirasa benar oleh murid, dan
salah merasa benar itulah bibit dari salah kaprah. Maka agar ini tidak terus
menerus terjadi dalam bacaan Al-Qur’an, maka harus waspada setiap ada anak baca
salah tegur langsung, jangan menunggu sampai bacaan berhenti. Kewaspadaan
inilah cara satu-satunya memberatas salah kaprah itu. Keberhasilan guru
mengajar tertil dan fashih adalah tergantug pada peka atau tidaknya guru
mendengar anak baca salah.
7.
Driil (bisa karena
biasa)
Metode
drill banyak tersirat pada buku Qiroaty, adapun yang secara khusus menggunakan
metode ini adalah pada pelajaran : Ghorib Ilmu Tajwid, dan Hafalan-hafalan
Biarpun tanpa ada kewajiban menghafal di rumah, insyaallah dengan metode drill
ini semua pelajaran hafalan akan hafal dengan sendirinya. Selain metode diatas
agar proses belajar mengajar sesuai dengan apa yang diharapkan, maka harus
memakai strategi mengajar. Dalam mengajar al-qur’an dikenal beberapa macam
strategi.
Strategi mengajar secara umum (global)
1.
Individual atau privat
Santri
bergiliran membaca satu persatu, satu atau dua halaman sesuai dengan
kemampuannya
2.
Klasikal-individual
sebagian
waktu digunakan guru untuk menerangkan pokok - pokok pelajaran secara klasikal
sekedar 2 atau 3 halaman.
Strategi mengajar secara khusus (detail)
Agar
kegiatan belajar mengajar Al-qur’an dapat berjalan dengan baik sehingga
tercapai keberhasilan yang maksimal maka perlu diperhatikan syarat-syarat
sebagai berikut :
1. Guru harus menekan kelas, dengan
memberi pandangan menyeluruh terhadap semua santri sampai semuanya tenang,
kemudian mengucapkan salam dan membaca do’a iftitah.
2. Pelaksanaan pelajaran selama satu jam ditambah
15 menit untuk variasi (do’a-do’a harian, bacaan sholat, do’a ikhtitam atau
hafalan-hafalan lainnya).
3. Usahakan setiap anak mendapat
kesempatan membaca satu persatu.
4. Wawasan dan kecakapan anak harus
senantiasa dikembangkan dengan sarana dan prasarana yang ada.
5. Perhatian guru hendaknya menyeluruh,
baik pada anak yang maju membaca maupun yang lainnya
6. Penghayatan terhadap jiwa dan
karakter anak sangat penting agar anak tertarik dan bersemangat untuk
memperhatikan pelajaran. Jika ada yang diam terus dan tidak mau membaca maka
guru harus tetap membujuknya dengan sedikit pujian.
7. Motivasi berupa himbauan dan pujian sangat
penting bagi anak, terutama anak Pra TK. Anak jangan selalu dimarahi, diancam
atau ditakut-takuti. Tapi kadang kala perlu dipuji dengan kata-kata manis,
didekati serta ucapan dan pendapatnya ditanggapi dengan baik.
8. Guru senantiasa menanti kritik yang
sifatnya membangun demi meningkatkan mutu TKQ. Jangan cepat merasa puas.
9. Jaga mutu pendidikan dengan melatih
anak semaksimal mungkin.
10. Idealnya untuk masing-masing kelas/jilid
terdiri dari :
a. Pra Taman Kanak-kanak : 10 anak
b. Jilid : 15 anak
c. Jilid II – Al-Qur’an : 20 anak Masing-masing dengan seorang
guru.
11. Agar lebih mudah dalam mengajar,
sebaiknya disediakan alat -alat
12. peraga dan administrasi belajar
mengajar di dalam kelas, antara lain : Buku Data Siswa, Buku Absensi Siswa,
Kartu/Catatan Prestasi Siswa (dipegang siswa), Dan lain-lain.
Kelebihan
metode qiro’ati
a. Praktis, mudah dipahami
dan dilaksanakan oleh peserta didik.
b. Peserta didik aktif dalam
belajar membaca, guru hanya menjelaskan pokok
pembelajaran dan memberi contoh bacaan.
c. Efektif sekali baca langsung fasih dan tartil
dengan ilmu tajwidnya.
d. Peserta didik menguasai ilmu tajwid dengan
praktis dan mudah.
Kekurangan metode qiro’ati
a. Anak tidak bisa membaca
dengan mengeja.
b. Anak kurang menguasai
huruf hijaiyah secara urut dan lengkap.
c. Bagi anak yang tidak aktif akan semakin
tertinggal.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Metode Qiro’ati adalah suatu metode membaca
Al-Qur’an yang langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai
dengan qoidah ilmu tajwid.
DAFTAR PUSTAKA
Myqiro’ati.blogspot.com
Widiyareski.blogspot.com/2012/12/normal-0-false-false-false-in-x-none-x
14.html
Library.walisongo.ac.id/digilib/download.php?I’d=7326
Eccha%20Poenya%20%20Metode%20Qiro’ati.html
Heni Kurniawati, Efektivitas
Metode Yanbu’a dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an di
TPQ
Tarminatussibyan Karangrandu Pecangaan Jepara, (Jurusan
Pendidikan Agama Islam,
Fakultas
Tarbiyah, IAIN Walisongo, 2007).
IZIN MENGCOPY,,,, SUKRON
ReplyDelete