Saturday, September 19, 2015

MAKALAH IMBUHAN DAN MAKNANYA

IMBUHAN DAN MAKNANYA














MakalahiniDisusunUntukMemenuhiTugasBahasa Indonesia


DisusunOleh :
1.      BanatusSholihah
2.      NurAlifahArsih



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUFYAN TSAURI  (STAIS) MAJENANG

TAHUN AKADEMIK 2014/2015

I.     Awalan ber-
Fungsi awalan ber- adalah membentuk kata kerja intransitive. Sedangkan makna yang diperoleh sebagai hasil pengimbuhan dengan awalan ber- antara lain :
A.      Untuk mendapatkan makna mempunyai atau memiliki awalan ber- harus diimbuhkan pada kata benda umum. Contoh :
Anak itu sudah tidak berayah lagi
(Berayah artinya mempunyai ayah)
B.      Untuk mendapatkan makna memaknai atau mengenakan awalan ber- harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan pakaian atau perhiasan. Contoh :
Orang yang berdasi itu bukan paman saya
(Berdasi artinya memakai dasi)
C.      Untuk mendapatkan makna mengendarai, menaiki, atau menumpang awalan BER- harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan kendaraan atau alat angkutan. Contoh :
setiap hari dia bersepeda ke kantor
(Bersepeda artinya mengendarai sepeda)
D.      Untuk mendapatkan makna mengeluarkan atau menghasilkan awalan BER- harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan hasil perbuatan atau kejadian. Contoh :
sudah banyak berkarya dibidang seni.
(Berkarya artinya menghasilkan karya)
E.       Untuk mendapatkan makna berisi atau mengandung awalan ber- harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan zat. Contoh :
Bahan makanan ini cukup bergizi
(Bergizi artinya mengandung gizi)
F.       Untuk mendapatkan makna mengusahakan atau melakukan sebagai mata pencaharian awalan ber- harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan bidang usaha. Contoh :
Banyak orang beternak ayam di daerah Bogor
(Beternak artinya mengusahakan peternakan)
G.     Untuk mendapatkan makna melakukan atau mengerjakan awalan ber- harus diimbuhkan pada :
1.       Kata benda yang menyatakan kegiatan.
Contoh : kita harus berolah raga untuk menjaga kesehatan.
(Berolah raga artinya melakukan olah raga)
2.       Beberapa kata kerja
Contoh : lebih baik kita berdamai saja dengan dia.
(Berdamai artinya melakukan perbuatan damai)
H.      Untuk mendapatkan makna merasakan, mengalami, atau dalam keadaan awalan BER- harus diimbuhkan pada kata sifat yang menyatakan keadaan batin.
Contoh: kalau kamu lulus ujian, sayapun ikut bergembira.
(Bergembira artinya merasa gembira)
I.        Untuk mendapatkan makna kelompok atau himpunan yang terdiri dari yang disebut kata dasarnya awalan ber- harus diimbuhkan pada kata bilangan utama.
Contoh: kami berdua tidak dapat hadir.
(Berdua artinya kelompok yang terdiri dari dua orang)
II.  Imbuhan Gabung ber-kan
Imbuhan gabung ber-kan adalah awalan ber- dan akhiran -kan yang secara bersama-sama digunakan pada sebuah kata dasar. Pengimbuhannya dilakukan secara bertahap. Mula-mula diberi awalan ber- kemudian diberi akhiran -kan.
Fungsi imbuhan BER-kan adalah bentuk kata kerja intasitif yang dilengkapi dengan sebuah pelengkap sedangkan makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhan itu adalah menyatakan menjadikan yang disebut pelenglkapnya sebagai yang disebut kata dasarnya.
Contoh: pemuda-pemuda pada waktu itu berani melawan belanda wlaupun hanya bersenjatakan bamboo runcing.
(Bersenjatakan artinya menjadiakan bamboo runcing sebagai senjata)
III.   Imbuhan gabung BER-AN
Yang dimaksud dengan gabungan ini adalah awalan BER akhiran AN yang digunakan secara bersama-sama pada sebuah kata dasar. Cara mengimbuhkannya dilakukan sekaligus. Umpanya pada kata dasar lari diimbuhkan imbuhan BER-AN sehingga menjadi kata berlarian.
Dalam hal ini perlu diingat ada kata-kata yang berimbuhan BER-AN tetapi pengimbuhannya dilakukan tidak sekaligus melainkan bertahap. Umpamanya pada kata atur, mula-mula diimbuhkan akhiran an sehingga menjadi aturan, kemudian diimbuhkan pula awalan BER sehingga menjadi beraturan.
Fungsi imbuhan gabung BER-AN adalah membentuk kata kerja intransitive, sedangkan makna yang diperoleh sebagai proses pengimbuhannya adalah:
A.      Banyak serta tidak teratur
B.      Saling atau tidak berbalasan
C.      Saling berada di
Aturan pengimbuhan dengan imbuha BER-AN adalah sebagai berikut:
A.      Untuk mendapatkan makna banyak serta tidak teratur imbuhan BER-AN harus diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan gerak.
Contoh: mereka berlarian kesana sini untuk menyelamaykan diri
(Berlarian artinya banyak yang berlari dan larinya tidak teratur)
B.      Untuk mendapatkan makna saling atau berbalasan imbuhan gabungan BER-AN harus diimbuhkan pada kata kerja tertentu.
Contoh: kedua jalan itu berpotongan dibalik bukit itu,
(Berpotongan artinya saling memotong)
C.      Untuk mendapatkan makna saling berada di imbuhan gabungan BER-AN harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja yang menyatakan letak atau jarak.
Contoh: kami duduk bersebelahan didalam kereta pai itu.
(Bersebelahan artinya saling berada disebelahnya)
IV.   Awalan Per-
PER digunakan pada kata-kata yang tidak dimulai dengan konsonan r, seperti: peristri, percepat, dan perketat.
PE digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan r, seperti peringan dan perendah.
PEl digunakan pada kata ajar, menjadi pelajar. Tidak ada contoh lain.
Fungsi awalan PER adalah membentuk kata kerja perintah, yang dapat digunakan dalam:
A.      Kalimat perintah
Contoh: persingkat saja acaranya!
Pensempit dulu masalahnya!
B.      Kalimat yang predikatnya berbentuk : (aspek)+pelaku+kata kerja.
Contoh: penjagaan akan saya perketet nentimalam
C.      Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berbentuk: yang+ aspek+pelaku+kata kerja.
Contoh: saluran yang telah kami perdalam telah dangkal lagi.
Adapun aturan pengimbuhan dengan awalan PER- antara lain menyatakan:
A.      Untuk mendapatkan makna jadikan lebih awalan PER- harus diimbuhkan pada kata sifat.
Contoh: pertegas aturannya!
(Pertegas artinya jadikan tegas)
B.      Untuk mendapatkan makna jadikan atau anggap sebagai awalan PER- harus diimbuhkan pada beberapa kata benda, yang dikenal dengan sifatnya.
Contoh: jangan kalian perbudak anak-anak itu
(Perbudak artinya jadikan atau anggap sebagai budak)
C.      Untuk mendapatkan makna jadikan atau bagi awalan PER- harus diimbuhkan pada beberapa kata bilangan.
Contoh: uang sebanyak ini kita perdua saja
(Perdua artinya jadikan dua)
V.      Awalan Me-
Awlan ME adalah imbuhan yang produktif, pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dimuka kata yang diimbuhinya. Awlan ME mempunyai enam macam bentuk yaitu: me, mem, men, meny, meng, dan menge.
A.    Me- digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan r, l, w. dan y; serta konsonan sengau m, n, ny, dan ng. umpamanya terdapat pada kata-kata.
1.       merasa (me + rasa)
2.       melihat (me + lihat)
3.       mewarisi (me + warisi)
4.       meyakinkan (me + yakinkan)
5.       memerah (me + merah)
6.       menanti (me + nanti)
7.       menyanyi (me + nyanyi)
8.       menganga (me + nganga)
B.     Mem- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan b, p, f, dan v. umpamanya seperti terdapat dalam kata-kata:
1.       membawa (mem + bawa)
2.       memilih (mem + pilih)
3.       memfitnah (mem + fitnah)
4.       memvonis (mem + vonis)
C.     Men- digunakan dengan kata-kata yang dimulai dengan konsonan d dan t.
1.       mendengar (me + dengar)
2.       menarik (me + tarik)
D.    Meny- digunakan pada kata- kata yang dimulai dengan konsonan s  dan konsonan s itu tidak diwujudkan, melainkan disenyawkan dengan bunyi asal dari awalan itu. Contoh:
1.       menyingkir (me + singkir)
2.       menyingkat (me + singkat)
E.     Meng- digunakan pada kata- kata yang mulai dengan konsonan k, g, h, dank kh serta vocal a, I, u, e, dan o. konsonan k tidak diwujudkan, tetapidisenyawakan dengan bunyi asal dari awalan itu.sedangkan konsonan lainnya tetap diwuudkan. Contohnya seperti :
1.       mengirim (me + kirim)
2.       menggali (me + gali)
3.       menggali (me + gali)
4.       mengkhayal (me + khayal)
5.       mengambil (me + ambil)
6.       mengiris (me + iris)
7.       mengutus (me + utus)
8.       mengekor (me + ekor)
9.       mengolah (me + olah)
F.      Menge- digunakan pada kata- kata yang hanya bersuku satu. Contohnya seperti:
1.       mengetik (me + tik)
2.       mengebom (me + bom)
Adapun aturan dengan menggunakan dengan menggunakan imbuhan Me-nini adalah:
A.    Untuk mendapatkan makna melakukan perbuatan yang disebutkan dasarnya awaln Me- harus diimbuhkan pada kata dasar kata kerja.
Contoh: ayah membaca Koran.
(Membaca artinya melakukan pekerjaan baca)
B.     Untuk mendapatkan makna bekerja dengan alat yang disebutkan kata dasarnya awalan me- harus diimbuhkan dengan kata benda yang menyatakan alat atau perkakas.
Contoh: siapa yang sedang menggergaji itu?
(Menggergaji artinya bekerja dengan alat gergaji)
C.     untuk mendapatkan makna membuat baraang yang disebut kata dasarnya awalan me- harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan hasil olahan atau kerajinan.
Contoh: adik menggambar dengan spidol.
(Menggambar artinya membuat gambar)
D.    untuk mendapatkan makna bekerja dengan bahan yang disebut kata dasarnya awalan Me- harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan bahan.
Contoh: siapa yang mengecat rumah ini?
(Mengecat artinya bekerja dengan cat sebagai dasarnya)
VI.   Awalan di-
awalan di- tidak mempunyai variasi bentuk. Bentuknya untuk posisi dan kondisi mana pun sama saja. Hanya perlu diperhatikan adanya di- sebagai awalan dan di- sebagai kata depan.
di- sebagai awalan dilafalkan dan dituliskan serangkai dengan kata yang diimbuhinya. Sedangkan di- sebagai kata depan dilafalkan dan dituliskan terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
Dia ditangkap polisi.(di- sebuah awalan)
Adik belajar di perpustakaan.(di- sebuah kata depan)
Fungsi awalan di- adalah membentuk kata kerja pasif. Maka makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhannya merupakan kebalikan dari makna kata kerja aktif transitif, yakni kata kerja berawalan me- yang transitif.
Contoh:
Kata kerja transitif kata kerja pasif
Berawalan me- berawalan di
-
A.    membaca dibaca
B.     menulis ditulis
VII.     Akhiran –kan
Akhiran kan tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana pun bentuknya sama. Pengimbuhan dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya. Fungsi akhiran kan adalah membentuk kata kerja transitif, yang dapat digunakan dalam kalimat perintah, kalimat pasif yang predikatnya berbentuk (aspek)+pelaku+kata kerja, dan subjek menjadi sasaran perbuatan dan pada keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berbentuk yang+(aspek)+pelaku+kata kerja.
Pembentukan kata dengan akhiran kan akan memberikan makna sebagai berikut :
A.    Untuk mendapatkan makna jadi akhiran kan harus diimbuhkan pada :
1.      tenangkan dulu anak-anak itu!
(Tenangkan artinya jadikan tenang)
2.      hubungan telepon telah mereka putuskan
(Putuskan artinya jadikan putus)
3.      daerah itu harus kita hutankan kembali
(Hutankan artinya jadikan hutan)
B.     Untuk mendapatkan makna sebabkan jadi berada akhiran kan harus diibuhkan pada kata benda yang menyatakan tempat. Contoh :
Pinggirkan dulu mobil itu!
(Pinggirkan artinya jadikan berada dipinggir)
C.     Untuk mendapatkan makna lakukan akhiran kan harus diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan tindakan. Contoh :
Lemparkan bola itu kesini!
(Lemparkan artinya lakukan lempar akan bola)
D.    Untuk mendapatkan makna lakukan untuk orang lain akhiran -kan harus diimbuhkan pada kata kerja yang kata dasarnya sudah transitif. Contoh :
Tolong ambilkan buku itu!
(Ambilkan artinya ambil untuk orang lain)
E.     Untuk mendapatkan makna bawa masuk ke akhiran kan harus digunakan pada beberapa kata benda yang menyatakan ruang atau wadah. Contoh :
Asramakan saja anak-anak itu.
(Asramakan artinya masukkan ke asrama)


VIII.       Akhiran  -i
Akhiran I tidak mempunyai variasi bentuk, jadi untuk kondisi dan situasi mana saja bentuknya sama saja. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya. Perlu diperhatikan kata-kata yang berakhir dengan fonem /i/ tidak dapat diberi akhiran i.
Pembubuhan kata dengan akhiran I ini akan memberikan makna antara lain yang menyatakan
:
A.    Untuk mendapatkan makna berkali-kali akhiran I harus diimbuhkan ada kata kerja yang menyatakan tindakan. Contoh :
Pencuri itu mereka pukuli sampai babak belur.
(Pukuli artinya (pekerjaan) memukul dilakukan berkali-kali)
B.     Untuk mendapatkan makna tempat akhiran I harus diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan tempat. Contoh :
Jangan duduki kursi itu.
(Duduki artinya duduk di kursi.)
C.     Untuk mendapatkan makna merasa sesuatu pada akhiran I harus diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan sikap batin. Contoh :
Hormatilah gurumu!
(Hormati artinya merasa hormat pada gurumu)
D.    Untuk mendapatkan makna memberi atau membubuhi akhiran I harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan benda yang dapat diberikan. Contoh :
Tolong nasihati anak-anak itu!
(Nasihati artinya memberi nasihat pada anak-anak itu)
E.     Untuk menanyakan makna menjadi atau menganggap akhiran I harus diimbuhkan pada beberapa kata benda tertentu yang dikenal dengan sifat khasnya. Contoh :
Jangan kalian budaki anak itu!
(Budaki artinya anggap sebagai budak)
F.      Untuk mendapatkan makna sebabkan jadi akhiran I harus dibubuhkan pada kata sifat. Contoh :
Lengkapi dulu syarat-syaratnya!
(Lengkapi artinya jadikan lengkap pada)
IX.   Akhiran –an
Akhiran AN tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana pun bentuknya tetap AN. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya.
Fungsi akhiran AN adalah membentuk kata benda. Sedangkan makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhan dengan akhiran AN itu antara lain :
A.    Untuk mendapatkan makna hasil akhiran -an harus digunakan pada kata kerja tertentu. Contoh :
Tulisan adik sudah bagus.
(Tulisan artinya hasil dari pekerjaan menulis)
B.     Untuk mendapatkan makna alat akhiran -an harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja. Contoh :
Keranjangnya ada tetapi pikulannya tidak ada.
(Pikulan artinya alat untuk memikul)
C.     Untuk mendapatkan makna benda atau hal yang dikenal pekerjaan akhiran -an harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja. Contoh :
Makanan ini lezat sekali
(Makanan artinya sesuatu yang dimakan)
D.    Untuk mendapatkan makna tempat akhiran -an harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja. Contoh :
Di tengah sawah itu ada kubangan kerbau.
(Kubangan artinya tempat kerbau berkubang)
E.     Untuk mendapatkan makna tiap-tiap akhiran -an harus digunakan pada kata benda yang menyaakan waktu atau satuan ukuran. Contoh :
Majalah bulanan ini terbit di Jakarta.
(Bulanan artinya terbit tiap-tiap bulan)
F.      Untuk mendapatkan makna :mengandung banyak hal yang disebut kata dasarnya akhiran -an harus diimbuhkan pada kata benda tertentu. Contoh :
Ayah sudah ubanan
(Ubanan artinya banyak ubannya)
G.    Untuk mendapatkan makna himpunan bilangan atau jumlah akhiran AN harus digunakan pada kata bilangan. Contoh :
Yang diundang banyak tetapi yang dating hanya belasan orang.
(Belasan artinya himpunan yang jumlahnya sebelas sampai Sembilan belas)
H.    Untuk mendapatkan makna bersifat yang disebut kata dasarnya akhiran AN harus digunakan pada beberapa kata sifat. Contoh :
Dia tak mau membeli barang murahan
(Murahan artinya harganya murah)
X.      Akhiran –NYA
Akhiran -NYA tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana pun bentuknya tetap. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhkan.
Dalam bahasa Indonesia perlu diperhatikan adanya dua macam nya.
Pertama : -nya sebagai ganti orang ketiga tunggal yangberlaku objek atau pemilik. Contoh : saya minta tolong kepadanya
Kedua : -nya sebagai akhiran.
Contoh : turunnya harga beras menggembirakan rakyat.
Penggunaan akhiran nya untuk mendapatkan fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut :
A.    Untuk membentuk kata benda akhiran nya harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja yang menyatakan keadaan atau kata sifat. Contoh :
Tenggelamnya kapal Tampomas banyak menelan korban.
B.     Untuk memberi penekanan pada bagian kalimat akhiran nya harus diimbuhkan pada kata benda. Contoh :
Saya ingin mandi, airnya tidak ada.
C.     Untuk membentuk kata keterangan akhiran nya harus diimbuhkan pada beberapa kata tertentu. Contoh :
Agaknya dia tidak akan dat
ang.

KATA KERJA          =TRANSITIF-BEROBYEK
                                   =INTRANSITIF-TDK BEROBYEK
ISME- MENYATAKAN SUATU FAHAM
WAN- MENYATAKAN ORANG
SISIPAN       = GIGI-GELIGI
                       =TUNJUK-TELUNJUK
                       =KUNING-KEMUNING
BER – BEL
           -BE
AJAR + BER =BELAJAR
RAMBUT + BER =BERAMBUT
 AWALAN YANG MMBENTUK KATA KERJA TRANSITIF


DAFTAR PUSTAKA
Chaer,Abdul. 1998. Tata bahasa praktis bahasa Indonesia, Rineka cipta, Jakarta
Anton M. mulyono, Departemen kebudayaan, Tata bahasa baku bahasa indosesia,
    Perumbalai pustaka, 1992 Jakarta.
Kusno budi santoso, Problematika bahasa Indonesia sebuah analisis praktis bahasa baku, Rineka cipta, Jakarta: 1990














No comments:

Post a Comment