Saturday, September 19, 2015

MAKALAH KLAUSA DAN MENULIS

Klausa & Menulis









Kelompok  6                          : 1.KUSWO

                                                     2.SUGIONO
Kelas                                        : II c / Prodi Ekonomi Syari’ah
Tugas  Mata Kuliah            : BAHASA INDONESIA
Dosen Pembimbing             : KRIS HARTATI, M.SI






SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUFYAN TSAURI
(STAIS)
Jl. Kyai Haji Sufyan Tsauri Telp. (0280) 622318 Majenang 53257
Tahun Akademik 2014/2015




Materi Bahasa Indonesia: Klausa & Menulis 
   A. Klausa
Klausa ialah satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat dan sering kali mengikutsertakan objek, pelengkap, dan keterangan. Posisi objek, pelengkap, ataupun keterangan disini bersifat manasuka.
Contoh:
Saat negara-negara lain sudah menjadi negara berkembang, Negara kita baru melakukan proses menuju negara berkembang.
Kalimat diatas terdiri dari beberapa klausa, yaitu:
Saat negara-negara lain menjadi (S-P);
negara berkembang (O-Pel);
negara kita baru melakukan (S-P);
proses menuju negara berkembang (P-O).
Dalam kalimat tertentu klausa terdiri dari 2 bagian, yaitu : klausa induk dan klausa subordinatif (anak kalimat).
Contoh:
Dia menulis surat ketika kedua orangtuanya sudah pergi.
Keterangan:
Dia menulis surat (klausa induk)
ketika kedua orangtuanya sudah pergi. (klausa anak)
Penggabungan kedua klausa ini menjadi proses terbentuknya sebuah kalimat. Bergabungnya kedua klausa ini menandakan masuknya konjungsi atau kata sambung “ketika”. Sedangkan untuk konjungsi atau kata sambung sendiri terdiri atas 4 bagian, yaitu :



  • Konjungsi Kordinatif (serta, dan, atau, tetapi)
Contoh:
Kami membaca dan dia menulis surat.
Rika pergi sekolah tetapi adiknya tinggal dirumah.
Dia memiliki paras yang cantik serta hati yang baik.
Ami pergi ke pasar atau ke toko buku.
  • Konjungsi Korelatif (baik, maupun, tidak hanya, tetapi juga)
Contoh:
Keseriusannya dalam belajar tidak hanya menjadikannya sebagai juara kelas tapi juga memberikannya peluang unuk mendapatkan beasiswa.
  • Konjungsi Subordinatif (sejak, karena, setelah, seperti, agar, dengan)
Contoh:
Dia menjadi pramugari sejak tahun 1990.
Sani menyelesaikan pekerjaan rumah sampai larut malam, karena tugas rumah Sani sangat banyak.
Dia sembuh dari sakit setelah minum obat yang diberikan oleh dokter.
Kedua bersaudara itu menegndarai sepeda motor seperti seorang pembalap profesional.
Kami terus berlatih angkat beban agar saat kejuaraan angkat beban kami menjadi juara.
Andi melihat kepergian orangtuanya dengan meneteskan airmata.
  • konjungsi Antarkalimat (meskipun, demikian, begitu, kemudian, oleh karena itu, bahkan, lagi pula)
Contoh:
Kami tidak akan mengikuti kemauannya meskipun dia memberi kami uang.::
Saykvn;owvnwobv[owbv[owubv[owub[vowbv['owbv[owbvwb'WW'VWNFOWNWF
Dia tidak bisa berbicara (klausa)
tidak bisa berbicara (frasa)
karena (konjungsi)
lidahnya pendek. (klausa)
Klausa “Dia tidak bisa berbicara” dalam posisi sebagai klausa induk, sedangkan klausa “lidahnya pendek” menempati klausa anak. Untuk konjungsi “karena” berperan sebagai konjungsi subordinatif-sebab yang telah menghubungkan 2 klausa atau lebih.




·       Penggolongan klausa berdasarkan kategori kata atau frasa yang menduduki fungsi Predikat.
Penggolongan klausa jenis ini yang mampu menempati unsur “P” (predikat) pada klausa ialah “Nomina”, “Verba”, “Bilangan”, dan “Frasa Depan”. Berdasarkan penggolangan klausa unsur “P” dapat digolongkan menjadi 4 golongan, yaitu:
·         Klausa Nominal
Contoh:
Kami mahasiswa
yang digunakan mobil itu


·       Klausa Verbal
Contoh:
Pamanku membelah kayu.
Anak-anak itu membuat prakarya.
Untuk klausa golongan Verbal fungsi “P” dapat secara gramatikal dinegatifkan dengan kata “tidak”.
Contoh:
Pamanku tidak membelah kayu.
anak-anak itu tidak membuat prakarya.
Klausa Verbal sendiri dapat digolongkan kembali menjadi 6 bentuk klausa, yaitu:
1.      Klausa verbal adjektiva adalah klausa yang unsur predikatnya berupa kata sifat. Contoh: Orang yang pemarah.; Harga saham turun.
2.      Klausa verbal intransitif adalah klausa yang unsur predikatnya termasuk kedalam kelompok kata kerja intransitive. Contoh: Siswa-siswa SMA berkompetisi di olimpiade matematika.; Presiden sedang berpidato di depan calon PNS.
3.      Klausa verbal aktif Contoh: Nami sedang menulis surat.; Irfan sedang menikmati liburan sekolahnya di Bali.
4.      Klausa verbal pasif Contoh: Sebelum memasuki Mall kami diperiksa oleh security Mall.
5.      Klausa verbal yang refleksif merupakan klausa yang predikatnya menyatakan suatu perbuatan yang dilakukan oleh sipelaku sendiri (kata kerja). Contoh: Mereka sedang menenangkan diri.; Orang itu mencoba memutus urat nadinya.


6.      Klausa verbal yang resiprokal adalah klausa yang unsur predikatnya termasuk dalam kata kerja yang menyatakan kesalingan. Bentuk-bentuknya sendiri adalah (saling) meN-, (saling) ber-an dengan proses pengulangan maupun tidak. Contoh: Kami saling berkirim-kiriman surat.; Mereka saling menuduh.
·         Klausa Bilangan
Kata bilangan adalah kata-kata yang dapat diikuti oleh ekor, batang, keping, buah, kodi, helai, dll. Untuk frasa bilangan sendiri ialah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan, misalkan : dua ekor, tiga batang, beberapa butir, dll.
Contoh:
Di kampung itu terdapat seratus kepala keluarga.
Kami hanya dua bersaudara.
Kami membeli satu kodi pakaian wanita.
·         Klausa Depan
·         Klausa depan adalah klausa yang predikatnya terdiri atas frasa depan, artinya frasa atau klausa yang diawali dengan kata depan sebagai penanda.

Contoh:
Rok itu untuk kaum hawa.
Masjid itu untuk tempat ibadah umat islam.



















B.     Menulis
Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis biasa dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil. Pada awal sejarahnya, menulis dilakukan dengan menggunakan gambar, contohnya tulisan hieroglif (hieroglyph) pada zaman Mesir Kuno.
Tulisan dengan aksara muncul sekitar 5000 tahun lalu. Orang-orang Sumeria (Irak saat ini) menciptakan tanda-tanda pada tanah liat. Tanda-tanda tersebut mewakili bunyi, berbeda dengan huruf-huruf hieroglif yang mewakili kata-kata atau benda. Kegiatan menulis berkembang pesat sejak diciptakannya teknik percetakan, yang menyebabkan orang makin giat menulis karena karya mereka mudah diterbitkan.
Pengertian Menulis Menurut Beberapa Ahli:
Pengertian Menulis Menurut  Menurut (Angelo, 1980:5) 
Menulis merupakan suatu bentuk berpikir, tetapi justru berpikir bagi membaca tertentu dan bagi waktu tertentu. Salah satu tugas terpenting sang penulis adalah menguasai prinsip-prinsip menulis dan berpikir, yang akan dapat menolongnya mencapai maksud dan tujuannya. Yang paling penting di antara prinsip-prinsip yang dimaksudkan itu adalah penemuan, susunan, dan gaya. Secara singkat belajar menulis adalah belajar berpikir dalam/dengan cara tertentu.

Pengertian Menulis Menurut  Henry Guntur Tarigan (1986: 15)
Pengertian Menulis sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.

Pengertian Menulis Menurut  Gebhardt dan Dawn Rodrigues (1989: 1) 
Menulis merupakan salah satu hal paling penting yang kamu lakukan di sekolah. Kemampuan menulis yang baik memegang peranan yang penting dalam kesuksesan, baik itu menulis laporan, proposal atau tugas di sekolah.

Pengertian Menulis Menurut  McCrimmon dalam St. Y. Slamet (2008: 141)
pengertian menulis sebagai kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas.



Tujuan menulis
Beberapa tujuan menulis adalah
 Untuk memeberikan suatu informasi
v
 Untuk meyakinkan atau mendesak
v
 Untuk menghibur atau menyenangkan
v
 Untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat
Fungsi menulis
Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung.Dengan menulis memudahkan kita mersakan dan menikmati hubungan–hubungan,memperdalam daya tanggap atau persepsi kita ,memecahkam masalah-masalah yang kita hadapi,menyusun urutan bagi pengalaman, dapat menyumbangkan kecerdasan.
Bernard Percy secara rinci fungsi menulis adalah:
 Sarana untuk mengungkapkan diri yaitu untuk mengungkapkan perasaan hati seperti kegelisahan,keinginan amarah,
v
v Menulis sebagai sarana pemahaman artinya dengan menulis seseorang bisa mengikat kuat suatu ilmu pengetahuan (menancapkan pemahaman ) kedalam otaknya
 Menulis dapat membantu mengembangkan kepuasan
v pribadi,kebanggaan,perasaan harga diri artinya dengan menulis bisa melejitkan perasaan harga diri yang semula rendah degan menulis dapat meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan artinya orang yang menulis selalu dituntut untuk terus menerus belajar sehinnga pengetahuannya menjadi luas
 Menulis dapat meningkatkan
v keterlibatan secara bersemangat bukannya penerimaan yang pasrah,artinya dengan menulis seseorang akan menjadi poeka terhadap apa yang tidak benar disekitarnya sehinnga ia menjadi seoarang yang kreatif
v Menulis mampu mengembangkan suatu pemahaman dan kemampuan menggunakan bahasa artinya dengan menulis seseorang akan selalu berusaha memilih bentuk bahasa yang tepat dan menggunakannya dengan tepat pula
Teori menulis
Teori menulis yang berkembang saat ini adalah menulis model proses. Dengan model ini menulis dilakukan dengan pentahapan – pentahapan:
1. Pra menulis (prewriting) : siswa memilih topik,siswa mengumpulkan dan menyesuaikan ide-ide,siswa mengidentifikasi pembacanya,siswa mengidentifikasi tujuan menulis siswa memilih bentuk yang sesuai berdasarkan pembaca dan tujuan menulis,dengan aktifitas pengarang persiapan menulis cerita,menggambar,membaca,memikirkan tulisan, menyusun gagasan dan mengembangkan rencana
2. Pengedrafan ( drafting ):siswa menulis draf kasar, siswa siswa menulis pokok-pokok yang menarik pembaca,siswa lebih menekankan isi dari pada mekanik,dengan aktifitas pengarang merangkaikan gagasan dalam sebuah tulisan tanpa memperhatikan kerapian atau mekanik
3. Merevisi (revising ):siswa membagi tulisanya kepada kelompok,siswa mendiskusikan tulisanya kepada temannya,siswa membuat perbaikan sesuai komentar teman dan gurunya,siswa membuat perubahan subtantif dan bukan sekedar perubahan minor antara draf pertama dan kedua .setelah mendapat saran –saran dari orang lain pengarang dapat membuat beberapa perubahan dan perubahan itu dapat melibatkan orang lain
4. Mengedit (editing ): siswa mebaca ulang tulisanya,siswa membantu baca ulang tulisan temannnya,siswa mengidentifikasi kesalahan mekanisme dan membetulkannya.

5. Mempublikasikan (publishing):siswamempublikasikantulisnanya dalam bentuk yang sesuai,siswa membagi tulisanya yang sudah selesai kepada teman sekelasnya

Jenis, tingkatan menulis
Jenis tulisan
Ragam tulisan dapat didasarkan pada isi tulisan, isi tulisan mempengaruhi jenis informasi, pengorganisasian dan tata sajian tulisan. Berdasarkan ragam tersebut tata tulisan dibedakan menjadi empat : deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi (Syafi’ie,1990: 151).sedangkan menurut Keraf(1989: 6) ragam tulisan didasarkan pada tujuan umum, berdasarkan hal tersebut menulis dapat dibedakan menjadi lima : Deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, persuasi.
1. Deskripsi (perian)
Kata deskripsi berasal dari bahasa latin describere yang berarti menggambarkan atau memerikan sesuatuhal. Dari segi istilah,deskrpsi adalah suatu bentuk karangan yanng melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,mendengar,mencim dan merasakan)apa yang dilikiskan itu sesuai dengan citra penulisannya.
2. Eksposisi (paparan)
Eksposisi berasal dari kata exposition yang berarti membuka.dapat pula diartikan sebagai tulisan yang bertujuan untuk memberitahu ,mengupas,menguraikan, atau menerangkan sesuatu.
3.Argumentasi(bahasan )
Yang dimaksud dengan tulisan argumentasi adalah karangan yang terdiri atas paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan.Karangan ini ditulis dengan maksud untuk memberikan alasan, memperkuat atau menolak sesuatu pendapat, pendirian , gagasan.
4. Narasi (kisahan)
Narasi atau naratif adalah tulisan berbentuk karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa atau kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis) dengan maksud memberi makna kepada sebuah atau rentetan kejadian sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu.
5.Persuasi
Tulisan yang bermaksud mempengaruhi orang lain dalam persuasi selain logika perasaan juga memegang peranan penting.
Tingkatan menulis
Ada lima tingkatan menulis yaitu:
1. Timbulnya pemahaman baca tulis(emergent literacy),anak mulai menyadari adanya kegiatan baca tulis,anak mulai menyenangi jika ada orang melakukan baca tulis.semula anak hanya memandangi tapi lama kelamaan ia akan mencoba menirukan .Anak mulai memegang pensil,kemudian mencoret –coret pada kertas atau media lain.Tulisan yang dihasilkan pada tahap ini memang belum bermakna,tetapi pada diri anak sudah timbul rasa menyenangi kegiatan tersebut>Supaya tahap ini dapat timbul pada diri anak maka diharapkan sebelum memulai melatih menulis anak dikenalkan pada berbagai bahan bacaan ataupun tulisan yang dapat memberikan gambaran awal pada proses penulisan
2. Menulis permulaan (beginning writing).Kegiatan ini biasa disebut dengan hand writing, yaitu cara merealisasikan simbol- simbol bunyi dan cara menulisnya dengan baik.Tingkatan ini terkait dengan strategi atau cara mewujudkan simbol-simbol bunyi bahasa menjadi huruf- huruf yang dapat dikenali secara konkret.


3. Pembinaan kelancaran menulis (building fluency).pada tahap ini symbol-simbol bunyi bahasa misalnya huruf-huruf yang telah dikenali secara konkret mulai dihubung-hubungkan lebih lanjut menjadi kesatuan yang lebih besar dan memiliki makna
4. Menulis untuk kesenangan dan belajar (writing for pleasure /reading to learn),sudah timbul kesenangan pada diri anak akan perlunya menulis,pada tahap ini anak melakukan kegiatan menulis dengan tujuan –tujuan tertentu yang disengaja misalnya mencatat pelajaran,mencatat kegiatan dibuku harian,menulis surat untuk teman dan sebagainya.Pada tingkatan ini anak sudah dapat menikmati kegiatan menulisnya
5. Menulis matang ( mature writing) pada tahap ini anak sudah mampu menuangkan dan mengekspresikan pikiran dan perasaannya melalui tulisan dengan baik ia telah mampu memilih kata dengan tepat,menyusun kalimat dengan runtut,dan mengembangkan paragraf dengan baik,tahap inilah yang memberikan kebebasan berekspresi pada anak untuk menghasilkan tulisan – tulisan kreatif yang sangat mencengangkan hasilnya
Dari kelima tingkatan menulis tersebut secara sederhana biasanya dikelompokan menjadi 2 tingkatan yaitu menulis permulaan dan menulis lanjut.
Tujuan menulis permulaan adalah agar siswa dapat menulis kata-kata dan kalimat sederhana dengan tepat.Pada menulis permulaan siswa diharapkan untuk dapat memproduksi tulisan dapat dimulai dengan tulisan eja. Contoh tulisan e,d,f,k,j,dan dapat berupa suku kata seperti su-ka,ma-ta,ha-rus, lu-kaserta dalam bentuk kalimat sederhana.Seperti halnya membaca permulaan,menulis permulaan juga dapat menggunakan metode-metode seperti metode abjad, metode suku kata, metdeglobal dan metode SAS. Menulis permulaan (dengan huruf kecil) di kelas 1SD tujuannya siswa memahami cara menulis permulaan dengan ejaan yang benar dan mengkomunikasikan ide/pesan secara tertulis,materi pelajaran menulis permulaan dikelas 1SD disajikan secara bertahap dengan menggunakan pendekatan huruf,suku kata,kata-kata atau kalimat.Menulis permulaan (dengan huruf besar pada awal kalimat) di kelas II tujuannya siswa memahami cara menulis permulaan dengan ejaan yang benar dan mengkomunikasikan ide /pesan secara tertulis,untuk memperkenalkan cara menulis huruf besar di kelas II SD mempergunakan pendekatan spiral maksudnya huruf demi huruf diperkenalkan secara berangsur-angsur sampai pada akhirnya semua huruf dikuasai oleh para siswa.
Tujuan menulis lanjut adalah agar siswa mampu menuangkan pikiran dan perasaannya dengan bahasa tulis secara teratur dan teliti.Yang membedakan menulis permulaan dengan menulis lanjut adalah adanya kemampuan untuk mengembangkan skema yang ada yang telah diperoleh sebelumnya untuk lebih mengembangkan hal-hal yang akan ditulis.
6 Permasalahan dalam pengajaran menulis di Sekolah Dasar dan penanggulangannya
Yang dimaksud dengan permasalahan di sini ialah segala sesuatu yang dapat menyebabkan kesulitan dalam mencapai






KESIMPULAN

Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang di pahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca langsung lambang- lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
Tujuan menulis adalah untuk memeberikan suatu informasi, untuk meyakinkan atau mendesak,untuk menghibur atau menyenangkan,untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat. Hugo Hartig dalam tarigan (1986: 24-25) merumuskan tujuan menulis:tujuan penugasan, tujuan altruistic, tujuan persuasive, tujuan informasional penulis tujuan pernyataan diri penulis , tujuan kreatif penulis,tujuan pemecahan masalah.
Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung Teori menulis yang berkembang saat ini adalah menulis model proses. Dengan model ini menulis dilakukan dengan pentahapan – pentahapan: Pra menulis ( prewriting), Pengedrafan ( drafting ), Merevisi (revising ),: Menulis untuk kesenangan dan belajar (writing for pleasure /reading to learn), Mengedit (editing), Mempublikasikan (publishing).
Jenis tulisan : Deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, persuasif. Tingkatan menulis secara sederhana biasanya dikelompokan menjadi 2 tingkatan yaitu menulis permulaan dan menulis lanjut. Permasalahan dalam pengajaran menulis di Sekolah Dasar ada dari siswa, guru, tujuan, bahan atau materi, metode pengajaran media pembelajaran, penilaian.
Pendekatan yang disarankan dalam pembelajaran menulis di SD meliputi :pendekatan komunikatif, pendekatan integratif, pendekatan keterampilan proses dan pendekatan tematis.
Teknik pembelajaran menulis dikelompokkan menjadi dua, yakni menulis cerita dan menulis untuk keperluan sehari-han. Model pembelajaran menulis cerita/cerpen di SD meliputi: menceritakan gambar, melanjutkan cerita lain, menceritakan mimpi, menceritakan pengalaman, dan menceritakan cita-cita.

Saran

Penulis manusia biasa yang banyak kelemahan dan kekhilafan. Maka dari itu penyusun menyarankan pada pembaca yang ingin mendalami masalah pembelajaran pembelajaran menulis, setelah membaca makalah ini membaca sumber lain yang lebih lengkap. Setelah kita mengetahui tentang berbagai hal tentang menulis diharapakan kita dapat menulis dengan baik dan benar.












DAFTAR PUSTAKA


Burns, P.C. Roe, B.D., & Ross, E.P. 1996. Teaching Reading in Todays Elementary School, Boston: Houghton Mifflin.
Rusyana, Yus, 1988. Bahasa dan sastra dalam Gamitan Pendidikan, Bandung: Diponegoro.
Tarigan, Henry Guntur, 1989. Metodologi Pengajaran Bahasa: Suatu Penelitian Kepustakaan. Jakarta: P2LPTK Depdikbud.
Tarigan, Henry Guntur, 1986. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.
Tompkins, Gaile E. 1994. Teching Writing: Balancing Process and Product. New York: Macmilan College Publishing Company.
Thohri,Muhamad,dkk. 2008. Bahasa Indonesia 1. Surabaya : LAPIS PGMI
Supriyadi,Drs,dkk. 1994. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta. Depdikbud.

No comments:

Post a Comment