MAKALAH
KONSEP DASAR TENTANG AQIDAH
Makalah
ini disusun dan dipresentasikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Aqidah
Islamiyah
Dosen
pemimbing: H. Fathurrahman, M. Pd. I
Disusun
oleh:
Siti
Faidah
Ulfatun
jami’ah
Yunia
Kholifah
Kelas:
1C Tarbiyah
Sekolah
Tinggi Agama Islam Sufyan Tsauri
(
STAIS ) MAJENANG
JL.KH.SUFYAN
TSAURI PO.BOX 18 CIBEUNYING
Tlp.
(0280)-623562 MAJENANG 53257
Tahun
2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Allah yang Maha Kuasa yang senantiasa memberi
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami berhasil menyelesaikan
tugas makalah ini. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi
kepada kita semua tentang Aqidah
Islam.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi
salah satu mata kuliah Aqidah Islamiyah. Adapun makalah ini berjudul “Kosep Dasar Tentang Aqidah”. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Majenang,
1 Oktober 2014
Tim Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………...i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………..ii
BAB I :
PENDAHULUAN……………………………………………………..1
A. Latar
Belakang……………………………………………………….1
B. Tujuan………………………………………………………………...1
BAB II :
PEMBAHASAN………………………………………………………2
A. Mengenal Dzat dan Sifat
Allah……...………………………………2
B. Tauhid Uluhiyah……..………………………………………………3
C. Tauhid
Rububiyah..…………………………………………………4
D.
An-nubuwwah……………………………………………………….5
E.
Eskatologi…………………………………………………………….5
BAB III PENUTUP……………………………………………………………..6
3.1
Kesimpulan…………………………………………………………..6
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...7
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam ajaran agama
Islam, manusia diperintahkan untuk mengimani/meyakini tentang keberadaan Allah
swt yang menjadi pengendali dan penguasa jagad raya dan seisinya ini. Dan
sebagai umat islam kita harus mempercayai adanya sifat-sifat Allah dan
dzat-Nya, kita juga diwajibkan untuk
mempelajari yang terkandung dalam sifat-sifat tersebut.
B.
Tujuan
Dalam rangka membangun
keimanan seorang Muslim kepada Allah swt., maka yang dilakukan adalah dengan
mengetahui dan memahami sifat-sifat yang dimiliki oleh Allah swt itu sendiri.
Dengan seperti ini keimanan seseorang dapat menjadi kuat dan kebal sebab
pemahaman mereka terhadap Allah melalui sifat-sifatnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Mengenal
Dzat dan Sifat Allah Kata dzat yang disandarkan pada Allah, kita
jumpai pada sabda Nabi saw, "Tafakkaruu fi khalkillah walaa tafakkaruu fi
dzatihi" Yang artinya "Berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah, dan
jangan berpikirmengenai Dzat-Nya (dzat Sang Pencipta).”
Perhatikanlah
Firman Allah Swt : "Tidak
sesuatu pun yang serupa dengan Dia (Allah), dan Dia Maha Mendengar, Maha
Melihat." (QS. As-Syura[26]:11)
"Dia tidak dapat dicapai oleh
penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah
Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-An'Aam[6]:103)
Dengan
demikian, maka setiap kali kita menyebut Dzat Allah, tidak berarti bahwa dzat
yang dimaksud adalah dzat yang sama dengan berbagai dzat ciptaan-Nya sendiri
seperti zat cair, zat padat, zat gas, atau zat-zat lain yang menyerupai itu.
Sama hal nya dengan ketika kita berkata bahwa Allah Maha Mendengar. Ini juga
tidak bisa diartikan sesederhana sebagaimana makhluk ciptaan-Nya mendengar
dengan bantuan panca indera telinga.
1.
Wujud =
ada
2. Qidam =
dahulu atau awal.
3. Baqa’ = kekal
4. Mukhalafatu lil hawaditsi = berbeda dengan ciptaanNya
5. Qiyamuhu binafsihi =
berdiri sendiri
6. Wahdaniyyat = esa atau
tunggal
7. Qudrat = berkuasa
8. Iradat = berkehendak
9. Ilmun = mengetahui
10. Hayat = hidup
11. Sama’ = mendengar
12. Basar = melihat
13. Kalam = berfirman
14. Qadiran =
maha berkuasa
15. Muridan =
maha berkehendak
16. ‘Aliman = maha
mengetahui
17. Hayyan =
maha hidup
18. Sami’an =
maha mendengar
19. Basiran =
maha melihat
20. Mutakalliman =
maha berbicara
Sifat-sifat mustahil Allah:
1. Adam =
tidak ada
2. Hudus =
baru
3. Fana =
rusak
4. Mumatsalatul
lil hawadisi = sama dengan
makhlukNya
5. Ihtiyaju
lighairihi =
berdiri mebutuhkan yang lain
6. Ta’adud =
terbilang
7. Ajzun =
lemah
8. Karahah =
terpaksa
9. Jahlun =
bodoh
10. Mautun = mati
11. Summun = tuli
12. Umyun =
buta
13. Bukmun = bisu
14. Ajizan =
yang lemah
15. Mukrahan = yang
terpaksa
16. Jahilan =
yang bodoh
17. Mayyitan = yang
mati
18. Ashamma = yang
tuli
19. A’ma =
yang buta
20. Abkam = yang
bisu
Sifat
Jaiz Allah :
Fi’lu
kulli mumkinin auwtarkuhu yang artinya “Melakukan
atau tidak melakukan sesuatu yang mungkin terjadi.”
B.
Tauhid
Uluhiyah
Kata Tauhid berasal
dari kata wahhada,yuwahhidu,tauhidan,yang berarti menjadikan-Nya satu. Secara
istilah didefinisikan sebagai “mengesakan Allah SWT”. Maksud Tauhid Uluhiyyah
ialah kita mentauhidkan Allah dalam peribadatan atau persembahan.
Tauhid
uluhiyah : percaya sepenuhnya bahwa Allah lah yg berhak menerima semua
peribadatan makhluk, dan hanya Allah saja lah yg sebenarnya dan yg harus
disembah.
Tauhid
Uluhiyyah terambil dari kalimat Ilaahinnas. Maknanya,
suatu keyakinan bahwa hanya Allah swt. yang paling berhak untuk diibadahi.
“Dan
tidaklah Kami mengutus seorang rasul sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan
kepada mereka bahwa tiada Tuhan selain Aku, maka beribadahlah hanya kepada-Ku.” (Q.S.
Al-Anbiya [21] : 25)
C.
Tauhid
Rububiyah
Tauhid Rububiyah
berarti “percaya bahwa hanya Allahlah satu-satunya pencipta,pemilik,pengendali
alam raya yang dengan takdirnya ia menghidupkan dan mematikan
serta alam dan sunnah-sunnahNya”.
(Q.S. Al-A’raf [7]:54)
Allah Swt berfirman:
Artinya : Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia Maha Pemelihara atas segala sesuatu ..." (Q.S. Az-Zumar [39]: 62)
Artinya : Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia Maha Pemelihara atas segala sesuatu ..." (Q.S. Az-Zumar [39]: 62)
Tauhid Rububiyyah
maknanya suatu keyakinan bahwa hanya Allah swt satu-satunya Yang Maha Pencipta dan Pengatur.
Dan Tauhid Uluhiyyah maknanya suatu keyakinan bahwa hanya Allah swt.
yang paling berhak diibadahi dan diberi loyalitas. Wallahu A’lam
D.
An-Nubuwwah (Kenabian)
Kata an-Nubuwwah
(النبوة) adalah revisi dari kata an-Nabwah (النبوة) yang berarti ar-Rif'ah
(الرفعة); keluhuran dan ketinggian derajat. An-Nubuwwah (النبوة) juga bisa
diambil dari kata an-Naba' (النبأ) yang berarti al Khabar (الخبـر) ;
berita, jadi an-Nabiyy (النبي) yang berwazan Fa'iil (فعيل) berarti Faa'il (فاعل)
yakni bahwa Nabi adalah pembawa berita dari Allah dengan perantara malaikat.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, nabi adalah orang yg menjadi pilihan Allah untuk
menerima wahyu-Nya dan kenabian adalah sifat (hal) nabi, yang berkenaan dengan
nabi. Kenabian hanya berlaku pada manusia saja, dan tidak berlaku di kalangan
para malaikat dan Jin. Jadi tidak ada nabi dari kalangan malaikat maupun jin.
Sedangkan kerasulan tidak hanya berlaku di kalangan manusia, di kalangan para
malaikat juga ada rasul. Allah ta’ala berfirman:
) الله يصطفي
من الملائكة رسلا ومن الناس ( (سورة الحج : 75)
Maknanya: ”Allah
memilih utusan-utusan-Nya dari malaikat dan dari manusia" (Q.S.
al-Hajj [22]:75)
E.
Eskatologi
Eskatologi (dari bahasa Yunani, Eschatos) yang berarti "terakhir"
dan -logi yang berarti "studi tentang" jadi
eskatologi adalah bagian dari teologi dan filsafat yang berkaitan dengan peristiwa-perisitwa pada masa
depan dalam sejarah dunia, atau nasib akhir dari seluruh umat
manusia, yang biasanya
dirujuk sebagai kiamat (akhir zaman). Dalam mistisisme, ungkapan ini merujuk secara metaforis kepada akhir
dari realitas biasa, dan kesatuan kembali dengan Yang Ilahi. Dalam pengertian yang lebih luas, eskatologi dapat
mencakup konsep-konsep terkait seperti, misalnya Era Mesianik atau Mesias, akhir zaman, dan hari-hari terakhir.
BAB
III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Berfikirlah tentang ciptaan Allah dan jangan berfikir
tentang dzatNya Allah. Allah mempunyai sifat wajib,sifat mustahil, dan sifat
jaiz. Tauhid Rububiyyah maknanya suatu keyakinan bahwa hanya Allah
swt satu-satunya Yang Maha Pencipta dan
Pengatur. Tauhid Uluhiyyah maknanya suatu keyakinan bahwa hanya Allah
swt. yang paling berhak diibadahi dan diberi
loyalitas.Nubuwah (kenabian)
merupakan jembatan dari masa transisional, yakni dari masa primitif ke masa
rasional. Dan puncak dari masa transisional tersebut adalah pada masa Nabi
Muhammad sehingga pada saat ini manusia tidak memerlukan lagi figur seorang
Nabi karena manusia sudah berada pada masa rasional dimana pemikiran manusia
sudah berkembang secara pesat. Eskatologi
yaitu berkaitan dengan peristiwa-perisitwa
pada masa depan dalam sejarah dunia, atau nasib akhir dari seluruh umat
manusia, yang biasanya
dirujuk sebagai kiamat (akhir zaman).
DAFTAR PUSTAKA
Al-Asgar, Umar
Sulaiman.2004. Siapakah Tuhanmu. Jakarta: Sahara Publisher
T.D Haryo Suparno.2007.Aqidah
Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII. Semarang : Erlangga
No comments:
Post a Comment