BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Logika adalah salah satu cabang filsafat
yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat,
dan teratur. Ilmu ini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan
kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke
dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan
dengan masuk akal.
Dengan
adanya logika kita dapat berfikir dan mengambil keputusan yang benar dan tepat
dalam memenuhi hajat hidup kita sendiri dan juga masyakat umumnya kita dapat
mengartikan dan mengambil kesimpulan setelah melalui pemikiran-pemikiran atau
pernyataan-pernyataan yang ada, dan kebenaran-kebenaran akan muncul.
Dalam makalah ini akan dijelaskan
sejarah logika pada Masa Yunani Kuno, Masa Pertengahan dan Masa Modern serta
Pertumbuhan Dan Perkembangan Logika Pada Masa Islam.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian logika?
2. Bagaimana sejarah
logika pada Masa Yunani Kuno?
3. Bagaimana sejarah
logika Masa Pertengahan Dan Modern?
4. Bagaimana sejarah Pertumbuhan
Dan Perkembangan Logika Pada Masa Islam?
1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian logika.
2. Untuk mengetahui dan memahami sejarah dan perkembangan
logika.
3. Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan tentang sejarah logika
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Sejarah Logika
Logika berasal dari kata Yunani kuno (Logos) yang
berarti hasil pertimbangan yang berasal dari akal pikiran yang diutarakan lewat
kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah salah satu cabang filsafat.
Sebagai ilmu, logika disebut dengan Logike Episteme (Latin: Logica Scientia)
atau Ilmu Logika (Ilmu Pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir
secara lurus, tepat, dan teratur. Ilmu disini mengacu pada kemampuan rasional
untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk
mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut
bisa juga diartikan dengan masuk akal.
Dalam
sejarah perkembangan logika muncul bersama dengan filsafat. Menurut sebagian
kisah sejarah Zeno dari Citium (±340 SM – 265 SM) disebutkan bahwa tokoh Stoa
adalah yang pertama kali menggunakan istilah logika. Namun demikian, akar
logika sudah terdapat dalam pikiran dialektis para filsuf mazhab Elea. Mereka
telah melihat masalah identitas dan perlawanan asas dalam realitas. Tetapi kaum
sofis-lah yang membuat fikiran manusia sebagai titik api pemikiran secara
eksplisit[[1]].
2.2.Masa Yunani Kuno
Logika dimulai
sejak Thales (624 SM - 548 SM), filsuf Yunani pertama yang
meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan
berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta. Thales
mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau
asas utama alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika induktif.[[2]]
Aristoteles kemudian
mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut logica scientica.
Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah arkhe alam
semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa segala sesuatu.
Dalam logika Thales, air
adalah arkhe alam semesta, yang menurut Aristoteles disimpulkan dari:
·
Air adalah jiwa
tumbuh-tumbuhan (karena tanpa air tumbuhan mati)
·
Air adalah jiwa hewan
dan jiwa manusia
·
Air jugalah uap
·
Air jugalah es
Jadi, air adalah jiwa dari segala sesuatu, yang berarti, air adalah arkhe alam
semesta.
Sejak saat Thales sang filsuf mengenalkan pernyataannya, logika telah mulai
dikembangkan. Kaum Sofis beserta Plato (427 SM-347 SM) juga telah merintis
dan memberikan saran-saran dalam bidang ini.
Pada masa Aristoteles logika masih disebut dengan analitica ,
yang secara khusus meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar, dan dialektika yang secara khusus
meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi yang masih diragukan
kebenarannya. Inti dari logika Aristoteles adalah silogisme.[[3]]
Aristoteles meninggalkan 6 buku yang diberi
nama to Oraganon oleh muridnya, bukunya yaitu:
1. Categoriae menguraikan
pengertian-pengertian
- De interpretatione tentang keputusan-keputusan
- Analytica Posteriora tentang
pembuktian.
- Analytica Priora tentang Silogisme.
- Topica tentang argumentasi dan metode
berdebat.
- De sohisticis elenchis tentang
kesesatan dan kekeliruan berpikir.[[4]]
Dalam karyanya
ini Aristoteles telah menggarap masalah kategori, struktur bahasa, hukum formal konsistensi proposisi,
silogisme kategoris, pembuktian ilmiah, pembedaan atribut hakiki dan yang bukan
hakiki, sebagai kesatuan pemikiran, bahkan telah menyentuh bentuk-bentuk dasar
simbolisme. Sehingga
pola dari buku Organon masih tetap dipakai rujukan sampai saat ini dikarenakan
1. Tentang Ide, 2. Tentang keputusan, 3. Tentang proses pemikiran.[[5]]
Pada 370 SM-288 SM Theophrastus, murid Aristoteles yang menjadi pemimpin Lyceum, melanjutkan pengembangn logika. Sistematisasi logika terjadi pada masa Galenus (130 M-201 M) dan Sextus Empiricus 200 M, dua orang dokter medis yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode
geometri, yakni metode ilmu ukur. Galenus sangat
berpengaruh karena tuntutannya yang sangat ketat aksiomatisasi logika. Karya
utama Galenus berjudul Logika Ordini Geometrico
Demonstrata. Tapi impian Galenus hanya
terlaksana jauh kemudian. Yakni di akhir abad 17 melalui karya saceheri yang
berjudul Logica Demonstrativa.
Kemudian
muncullah zaman dekadensi logika. Salama ini logika mengembang karena menyertai
perkembangan pengetahuan dan ilmu yang menyadari betapa berseluk beluknya
kegiatan berpikir yang langkahnya mesti dipertanggungjawabkan. Kini ilmu
menjadi dangkal sifatnya dan sangat sederhana, maka logika juga merosot. Tetapi
beberapa karya pantas mendapat perhatian kita, yakni Eisagogen dari Porphyrios, kemudian komentar-komentar
dari Boethius dan Fons Scientiae (Sumber Ilmu) karya Johannes Damascenus.[[6]]
2.3.Masa Pertengahan dan Modern
Pada abad 9 hingga abad 15, buku-buku Aristoteles ( De Interpretatione,
Categoriae ), Porphyus ( Eisagoge ) dan karya Boethius
masih digunakan.
Thomas Aquinas (1224 –
1274 M) dan kawan-kawannya berusaha mengadakan
Sistematisasi Logika[[7]]. Mereka juga serentak mengembangkan logika yang sudah ada.
Logika modern muncul pada abad 13 hingga abad 15 Tokoh-tokoh penting dalam
bidang ini adalah:
F Petrus Hispanus (1210 – 1278
M)
F Roger Bacon (1214-1292
M)
F Raymundus Lullus (1232 -1315
M) yang menemukan metode logika baru yang dinamakan Ars
Magna, yang merupakan semacam aljabar pengertian.
Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles
secara murni diteruskan oleh Thomas Hobbes (1588 - 1679) dengan karyanya
Leviatan dan John Locke (1632-1704) dalam An Essay Concerning Human
Understanding Francis Bacon (1561 - 1626) mengembangkan Logika Induktif yang
diperkenalkan dalam bukunya Novum Organum Scientiarum. J.S. Mills (1806 - 1873)
melanjutkan logika yang menekankan pada pemikiran induksi dalam bukunya System
of Logic.
Lalu diperkaya dengan hadirnya tokoh – tokoh pelopor Logika Simbolik:
F Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) menyusun Logika
Aljabar berdasarkan Ars Magna dari Raymundus Lullus. Logika ini bertujuan
menyederhanakan pekerjaan akal budi dan lebih mempertajam kepastian.
F George Boole (1815-1864)
F John Venn (1834-1923)
F Gottlob Frege (1848 - 1925)
Lalu Chares Sanders Peirce
(1839-1914), seorang filsuf Amerika Serikat yang pernah mengajar di John
Hopkins University,melengkapi logika simbolik dengan karya-karya tulisnya. Ia
memperkenalkan Dalil Peirce (Peirce's Law) yang menafsirkan Logika sebagai Teori
Umum Mengenai Tanda (General Theory of Signs) puncak kejayaan logika simbolik
terjadi pada tahun 1910-1913 dengan terbitnya Principia Mathematica tiga jilid
yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead (1861 - 1914) dan Bertrand
Arthur William Russel (1872 - 1970). Logika simbolik lalu diteruskan oleh
Ludwig Wittgenstein (1889-1951), Rudolf Carnap (1891-1970), Kurt Godel
(1906-1978), dan lain-lain.[[9]]
2.4.Masa Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Masa Islam
Buah tangan Aristotes diterjemahkan ke dalam bahasa Arab pada
sekitar Abad 7 Masehi, dan kemudian diberinya nama ilmu al-Mantiq.
Ilmu Mantiq yang merupakan terjemahan dari Ilmu Logika adalah
hasil karya para filosof Yunani sejak abad ke-4 SM. Kaum Sofis, Socrates dan
Plato adalah perintis lahirnya Logika. Sedangkan Logika lahir sebagai suatu
ilmu adalah atas jasa Aristoteles, Theoprostus dan kaum Stoa.[[10]]
Aristoteles
(384-322 SM) sebagai peletak dasar Ilmu Logika, meninggalkan enam buah buku
yang oleh murid-muridnya disebut Organon. Buku tersebut terdiri dari :
1. Categoriae (mengenai
pengertian-pengertian)
2. De Interpretiae (mengenai
keputusan-keputusan)
3. Analitica
priora (tentang silogisme atau menarik kesimpulan)
4. Analitica
posteriora (tentang pembuktian)
5. Topika (mengenai
berdebat)
6. De Sophisticis
Elenchis (tentang kesalahan-kesalahan berpikir).
Buku-buku
inilah yang kemudian menjadi dasar Logika Tradisional. Theoprostus
mengembangkan Logika Aristoteles ini, sedangkan kaum Stoa mengajukan
bentuk-bentuk berpikir yang sistematis.
Pada abad ke-8 Masehi, ketika agama Islam telah
tersebar di Jazirah Arab dan dipeluk secara meluas sampai ke timur dan
barat, perkembangan ilmu pengetahuan pun mengalami kemajuan yang pesat.
Puncaknya terjadi pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah, yaitu pada masa
pemerintahan Khalifah Harun al Rasyid dan Al-Makmun. Pada masa itu terjadi
penerjemahan ilmu-ilmu filsafat Yunani ke dalam bahasa Arab, termasuk Ilmu
Logika. Ilmu ini sangat menarik perhatian kaum muslimin pada saat itu sehingga
dipelajari secara meluas. Diantara
mereka kemudian menulis buku Ilmu Mantiq dan mengembangkannya. Dalam berbagai segi, mereka mengislamisasikan ilmu
logika melalui contoh-contoh yang mereka munculkan. Ilmu Mantiq tidak saja
digunakan untuk mempertajam
dan mempercepat daya pikir dalam menarik kesimpulan yang benar, tetapi
juga membantu mengokohkan hujjah-hujjah agama dalam persoalan akidah.[10]
Di antara ulama dan cendekiawan muslim yang
mendalami Ilmu Mantiq dan menulis buku tentang mantiq adalah Abdullah ibn
al-Muqaffa’, Ya’qub ibn Ishaq al-Kindi (185 H-260 H/801 M-873 M),
Muhammad Ibnu Zakaria al-Razi (251 H-313 H/865 M- 925 M), Abu Nasr al-Farabi
(258 H-339 H/870 M-950 M), Ibnu Sina (370 -428 H/980-1037 M), Abu Hamid
al-Ghazali, Ibnu Rusyd (520-595 H/1126-1198 M), al-Qurthubi dan lain-lain. [11] Al-Farabi kemudian
dikenal sebagai Guru Kedua Logika setelah Aristoteles.
Karya-karya Al-Farabi dibagi menjadi dua, mengenai logika dan filsafat.
Karya-karya tentang Logika menyangkut bagian-bagian berbeda dari Organon-nya
Aristoteles, baik yang berbentuk komentar maupun ulasan panjang. Kebanyakan
tulisan ini masih berupa naskah.
Selain Al-Farabi, juga dikenal Ibnu Sina sebagai Guru ke tiga
Logika. Buku Logika Ibnu Sina diterjemahkan ke dalam bahasa Latin di penghujung
abad ke-12. Yang lainnya adalah karya logika Ibn Rusyd di awal abad ke-14.
Terjemahan inilah yang disebarkan di Paris (Perancis) dan Oxford (Inggris).[12]
Pada masa kemunduran ilmu pengetahuan di dunia Islam, timbullah
berbagai kritikan terhadap Ilmu Mantiq / Logika karena dianggap logika
sebagai penyebab lahirnya paham-paham zindiq (atheis) karena terlalu memuja
akal fikiran di dalam mencari kebenaran. Sebagian ulama kemudian mengharamkan
mempelajari ilmu logika, seperti Imam an-Nawawi (1233-1277 M), Ibnu Shilah (1181-1243
M), Ibnu Taimiyah (1263-1328 M) dan Sa’adduddin at-Taftazani (1322-1389 M).[13]
Pengaruh fatwa tersebut sangat kuat di kalangan umat Islam, sehinnga
kegiatan dan perkembangan alam fikiran dunia Islam mengalami kemacetan dan
kebekuan. Sementara dunia Barat sedang gembira menyambut zaman Kebangunan
(Renaissance) di Eropa (abad 13-14 M).
Menjelang penghujung abad ke-19 bangkitlah gerakan pembaharuan dunia
Islam yang dipelopori Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha.
Sejalan dengan itu perhatian penuh terhadap logika muncul kembali di
Mesir.
Di Indonesia, Ilmu Mantiq pada mulanya dipelajari secara terbatas di
perguruan-perguruan agama dan pesantren. Ilmu Mantiq sampai ke Indonesia
bersama ilmu-ilmu agama lainnya yang dibawa oleh pelajar-pelajar muslim yang
belajar di Timur Tengah.
Ilmu logika baru dipelajari lebih luas setelah diperkenalkannya buku
Madilog karangan Tan Malaka yang terbit tahun 1951. Pada tahun 1954 Ilmu Mantiq
telah dipelajari secara lebih luas dan dimasukkan ke dalam kurikulum perguruan
tinggi.[14]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian pembahasan di atas, penulis memberikan
kesimpulan bahwa sejarah perkembangan logika terjadi masa yunani kuno, abad pertengahan dan modern
serta pada masa islam hingga menyebar ke berbagai kawasan. Yang mencatat
berbagai perkebagan logika dari orang pertama yang menggunakan istilah logika yaitu Zeno dari Citium (340 - 265),
disebutkan bahwa tokah Stoa adalah yang pertamakali menggunakan istilah Logika.
Namun demikian, akar logika sudah terdapat dalam pikiran dialektis para filsuf
mazhab Elea.
Pada masa yunani kuno yang dimulai oleh
Thales filsuf Yunani pertama yang meninggalkan segala
dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal
budi untuk memecahkan rahasia alam semesta. Dan Aristoteles, logika yang disebut dengan analitica , yang
secara khusus meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar, dan dialektika yang secara khusus
meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi yang masih diragukan
kebenarannya. Dan muncul beberapa tokoh seperti Theophrastus, murid Aristoteles, Galenus dan Sextus Empiricus, dua orang dokter
medis yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri, yakni
metode ilmu ukur. Lalu pada masa pertengahan dan modern Thomas Aquinas 1224 – 1274
dan kawan-kawannya berusaha mengadakan Sistematisasi Logika
hingga masa modern muncul berbangai tokoh – tokoh dan pelopor logika.
Dan
bekembang hingga pada masa islam, dari mulai sekitar abad ke 7 sampai abad ke
19 ilmu logika mengalami kemajuan dan kemunduran serta kebangkitan, dimulai pada masa Pemerintahan Dinasti Abbasiyah, yaitu
pada masa pemerintahan Khalifah Harun al Rasyid dan Al-Makmun Ilmu ini sangat
menarik perhatian kaum muslimin pada saat itu sehingga dipelajari secara meluas. Adapun cendikiawan muslim yang
terkenal mendalami menerjemah dan mengarang di bidang ilmu mantiq adalah
Abdullah Ibn Al-Muqaffa’, Yaqub Ibn Ishaq Al-Kindi, Abu Nashr Al-Farabi, Ibn
Sina, Abu Hamid Al-Ghazali, Ibn Rusyd Al-Kuthubi dan masih banyak yang lainnya.
Kemudian menyusulah zaman kemunduran di bidang ilmu mantiq karena dianggap
terlalu memuja akal. Diantara ulama-ulama besar islam, seperti Muhyiddin An-Nawawi,
Ibn Shalah, Taqiyun Ibn Taimiyah, Saduddin At-Taftajani malah mengharamkan
mempelajari ilmu mantik dengan tuduhan akan menjadi zindiq, ilhad dan kufur. Menjelang
penghujung abad ke-19 bangkitlah gerakan pembaharuan dunia Islam yang
dipelopori Jamaluddin al-Afghani,Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha. Sejalan
dengan itu perhatian penuh terhadap logika muncul kembali di Mesir dan
keberbagai kawasan hingga masuk di Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
v DR.W. Poespoprodjo,
“Logika Scientifika Pengantar Dialektika Dan Ilmu”, [Bandung;pustaka
Grafika,1999]
v http://id.wikipedia.org/wiki/Logika
v Mundiri, Logika, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001)
v Baihaqi. A.K, Ilmu
Mantik, Teknik Dasar Berpikir Logik, (Tk : Darul Ulum Press, 1998)
v Jamaluddin Kafie, Logika,
Form Berpikir Logis, (Surabaya : Karya Anda, )
[1]. DR.W. Poespoprodjo, “Logika Scientifika
Pengantar Dialektika Dan Ilmu”, [Bandung;pustaka Grafika,1999], hlm 41
[3]. http://id. Wikipedia.org/wiki/ Logika#
mw-head, hlm 5
[5]. DR.W. Poespoprodjo, “Logika Scientifika
Pengantar Dialektika Dan Ilmu”, [Bandung;pustaka Grafika,1999], hlm 42.
[6]. Ibid., h. 42-43.
[7]. Alex Lanur OFM.
1983. Logika,
Selayang Pandang. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. ISBN
979-413-124-5
[9]. http://id.wikipedia.org/wiki/Logika#Abad_pertengahan_dan_logika_modern,
hlm 5
10. Baihaqi. A.K, Ilmu Mantik, Teknik Dasar
Berpikir Logik, (Tk : Darul Ulum Press, 1998), Cet. Ke-2, h. 4
11. Ibid. Lihat juga M.M. Syarif (ed.), Para
Filosof Muslim, (Bandung : Mizan, 1998), h. 57
12. Baihaqi. A.K, op.cit., h.5
13. Jamaluddin Kafie, Logika, Form Berpikir
Logis, (Surabaya : Karya Anda, tt), h.10
14. Jamaluddin Kafie, Logika, Form Berpikir
Logis, (Surabaya : Karya Anda, ) TT, Hal.11.
jasa seo
ReplyDeletejasa seo indonesia
jasa seo terpercaya
seo indonesia
jasa seo web judi
jasa buat website
jasa pembuatan website
Sbobet
Agen Sbobet
Agen IBcbet
agen MAXBET
bandar bola
judi bola
judi online
taruhan bola
agen resmi sbobet
agen bola
agen bola terpercaya
agen sbobet terpercaya
agen poker
poker online
pagen poker terbaik
agen poker terpercaya
poker uang asli
sabung ayam
adu ayam
ngadu ayam
laga ayam
permainan adu ayam
ayam petarung
ayam sabung
ngadu ayam jago
adu ayam online
taruhan ayam
sabung ayam terbaik
judi online ayam
ayam sabung online
judi adu ayam
situs sabung online
judi sabung online
permainan laga ayam
sabung online
sbobet
agen sbo
agen sbobet
agen sbobet terbaik
agen sbobet terpercaya
sbobet asia
ibcbet
agen ibcbet
agen ibcbet terbaik
agen ibcbet terpercaya
ibcbet online
sbobet online
LK21